Ini Alasan Freeport Indonesia Ajukan Relaksasi Ekspor Tembaga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Freeport Indonesia (PTFI) sedang dalam proses mengajukan izin relaksasi ekspor konsentrat tembaga ke pemerintah. Ini dilakukan setelah pengolahan di fasilitas smelter yang berada di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur terhambat.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, proses pengajuan perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga menjadi ranah dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sementara itu, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengatakan, kondisi force majeure menjadi alasan utama pengajuan relaksasi ekspor konsentrat tembaga Freeport.


Force majeure ini membuat smelter belum bisa beroperasi optimal. Baru sekitar 40% dari kapasitas produksi yang berjalan. Kami mengajukan izin untuk tetap bisa mengekspor hingga perbaikan selesai dan kapasitas meningkat secara bertahap,” ujar Dilo, Kamis (9/1).

Menurut Dilo, proses peningkatan kapasitas smelter akan dilakukan secara bertahap mulai Juni 2024 hingga Desember 2024.

Baca Juga: Bos MIND ID Sayangkan Serapan Bahan Baku Domestik Masih Minim

Ramp-up produksi direncanakan mulai dari 40%, kemudian 60%, 80%, hingga mencapai kapasitas penuh pada akhir tahun. Namun, pemerintah dikabarkan hanya memberikan izin ekspor hingga pertengahan tahun, lebih pendek dari yang diajukan Freeport.

“Awalnya, kami mengajukan izin relaksasi ekspor selama satu tahun penuh. Tapi mungkin pemerintah mempertimbangkan agar kami lebih cepat menyelesaikan perbaikan smelter. Jadi, kemungkinan izinnya tidak sampai Desember,” tambahnya.

Dengan terhambatnya ekspor konsentrat tembaga ini dipastikan menimbulkan dampak finansial bagi Freeport. Dari total produksi konsentrat tembaga, sekitar 1,7 juta ton seharusnya dialokasikan ke smelter di JIIPE di Gresik.

Namun, dengan belum optimalnya pengoperasian smelter, volume tersebut tidak bisa sepenuhnya terserap di dalam negeri.

“Kalau enggak bisa ekspor, ya enggak ada pendapatan. Potensinya, kami kehilangan penjualan dari 1,7 juta ton konsentrat,” kata Dilo.

Selanjutnya: 4 Tanda Utama Seseorang Termasuk dalam Warga Kelas Bawah Tanpa Menyadarinya

Menarik Dibaca: Ternyata Begini Cara Bikin Daun Terlihat Mengkilap!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari