KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Goldman Sachs Commodities Research menaikkan proyeksi harga minyak mentah jenis Brent sebesar US$ 10 untuk kuartal kedua dan ketiga tahun 2021. Kenaikan proyeksi ini dilakukan karena perkiraan persediaan yang lebih rendah, biaya marjinal yang lebih tinggi untuk memulai kembali aktivitas hulu dan arus masuk spekulatif. Dalam laporannya, Goldman mengharapkan harga Brent mencapai US$ 70 per barel pada kuartal kedua. Sebelumnya, perbankan ini hanya menargetkan Brent di level US$ 60 per barel.
Sementara itu, pada kuartal III-2021, harga Brent akan melesat ke level US$ 75 per barel, dari proyeksi awal US$ 65 per barel. "Kami percaya rebalancing yang lebih cepat ini akan terjadi dengan musim dingin yang akan diikuti oleh defisit yang melebar pada musim semi karena permintaan rebound lebih cepat daripada pasokan. Hal ini menyiapkan panggung untuk pasar fisik yang ketat," kata Goldman dalam sebuah catatan pada Minggu (21/2). Perbankan ini memperkirakan permintaan minyak global mencapai 100 juta barel per hari (bph) pada akhir Juli 2021. Sebelumnya jumlah tersebut diperkirakan baru terjadi pada Agustus 2021. Harga minyak pada perdagangan hari ini pun kembali naik karena kembalinya produksi minyak mentah AS yang lambat yang dipangkas oleh kondisi cuaca dingin yang ekstrem, meningkatkan kekhawatiran tentang pasokan saat permintaan rebound. Baca Juga: Harga minyak naik usai Goldman Sachs proyeksi Brent ke US$ 70 per barel di kuartal II Goldman memperkirakan pembekuan minyak dan gas di Texas akan menyebabkan defisit global 1,5 juta barel per hari pada bulan ini dan memangkas produksi sebesar 0,2 juta barel per hari pada Maret karena kerusakan infrastruktur dan penyelesaian yang terlewat.