KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilik MNC Grup Hary Tanoesoedibjo mengakui perusahaannya memang sedang dalam mencari pembiayaan. Maka itu, tak heran jika perusahaannya tengah rajin melakukan aksi korporasi. Berdasarkan catatan, setidaknya hampir mayoritas perusahaan MNC Grup seperti
MSKY,
MNCN, dan
KPIG melakukan penawaran saham non HMETD alias
private placement. Bahkan di bulan depan, Juni 2019 sister company PT MNC Vision Network (MVN) akan melantai di bursa efek (IPO). Tak ayal hal ini menjadi pertanyaan, sebenarnya perkembangan MNC Grup ini akan seperti apa?
Hary sendiri menjawab, sebetulnya aksi korporasi ini tidak lepas dari bisnis perseroan yang mulai bertranformasi dari media konvensional ke digital. "Secara grup memang kalau perusahaan ingin besar memang harus berani untuk aksi-aksi seperti
private atau IPO," katanya, Senin (24/6). Pun ia menjelaskan, dari perusahaan juga harus meningkatkan
skill-nya. "Begitu
skill ditingkatkan pasti
funding akan meningkat juga. Jadi, berkait dengan MNC klo bisnisnya bergerak di FTA (free to air) dan konten sekarang sudah mulai bergerak ke digital ada FTA+/RCTI+ lebih banyak variasi lagi," jelas dia. Sehingga, memang pembiayaan (
funding) akan dibutuhkan terus. Tapi, Hary menegaskan,
funding di perusahannya hanya semata untuk mendukung pertumbuhan. "Kita lakukan
funding untuk mendukung pertumbuhan bukan untuk menyelesaikan masalah. Itu penting. Selama
funding dilakukan untuk menumbuhkan perusahaan lebih bagus lagi itu baik," tutur Hary. Adapun saat ini, diakuinya MNC Geyp sudah mulai bertransformasi seiring dengan perkembangan teknologi. "Banyak media yang
slowing down karena sudah ada online, kalau sudah bicara industri 4.0 evolusi itu menjadi penting," katanya. Ia mengatakan tujuannya adalah untuk menciptakan sebanyak-banyaknya
fund rising di MNC Grup. "Kalau dibandingkan sama gojek kita masih kurang besar, kita ingin asing bawa banyak uangnya ke sini," tukas dia.
Dengan begitu, perusahaan bisa menjadi
global player yang mana, pangsa pasarnya tidak hanya berasal dari Indonesia tapi juga dari luar negeri. Sekadar tahu saja, untuk mendukung bisnis digital, perusahannya sudah mulai bekerjasama dengan skema
equity link dengan start up. "Jadi dengan
equity link, acara kita bisa kita tukar saham. Jadi mereka bisa iklan di kita, sementara kita dapat saham," ujar Hary. Adapun saat ini MNC sendiri sudah menjalin
equity link dengan beberapa start up seperti Iflix Dan Reddorz. Di Iflix sendiri, MNC memegang 4% saham dan Reddorz sekitar 5% saham. Setidaknya, dalam lima tahun ke depan mendapatkan iklan dari digital dan konten ini bisa berkontribusi 40% dari total keseluruhan MNC. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli