KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesian Corruption Watch (ICW) yang mengkaji adanya potensi inefisiensi bahkan potensi kerugian negara dalam pengadaan batubara bagi pembangkit listrik PT PLN (Persero). Kajian yang dirilis ICW itu menunjukkan adanya potensi inefisiensi dalam pengadaan komoditas yang mendominasi bauran energi primer PLN tersebut. Firdaus Ilyas, penulis kajian tersebut mengungkapkan bahwa pihaknya mencatat ada potensi inefisiensi yang cukup besar dalam pengadaan batubara PLN dan anak perusahaan. Inefisiensi tersebut, katanya, bakal berdampak terhadap Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik dan berlanjut menjadi beban subsidi atau tarif listrik. "Ujungnya membuat harga listrik yang dibayar publik atau dibayar negara sebagai beban subsidi menjadi lebih mahal," kata Firdaus saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (2/7).
Ini alasan ICW kaji potensi inefisiensi pengadaan batubara PLN yang capai Rp 100 T
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesian Corruption Watch (ICW) yang mengkaji adanya potensi inefisiensi bahkan potensi kerugian negara dalam pengadaan batubara bagi pembangkit listrik PT PLN (Persero). Kajian yang dirilis ICW itu menunjukkan adanya potensi inefisiensi dalam pengadaan komoditas yang mendominasi bauran energi primer PLN tersebut. Firdaus Ilyas, penulis kajian tersebut mengungkapkan bahwa pihaknya mencatat ada potensi inefisiensi yang cukup besar dalam pengadaan batubara PLN dan anak perusahaan. Inefisiensi tersebut, katanya, bakal berdampak terhadap Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik dan berlanjut menjadi beban subsidi atau tarif listrik. "Ujungnya membuat harga listrik yang dibayar publik atau dibayar negara sebagai beban subsidi menjadi lebih mahal," kata Firdaus saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (2/7).