KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (
INDY) bakal menyetop investasi baru di sektor batubara.
Head of Corporate Communication INDY Ricky Fernando mengatakan, INDY telah berkomitmen untuk tidak menambah investasi di sektor batubara. “Kami akan berfokus untuk mengembangkan diversifikasi bisnis termasuk di sektor kendaraan listrik, energi baru dan terbarukan,
nature-based solutions, pertambangan emas, logistik dan infrastruktur,” ujar Ricky saat dihubungi Kontan.co.id (31/8). INDY memang tengah berikhtiar memperbesar pendapatan dari lini usaha batubara. Kontan.co.id mencatat, INDY berambisi untuk memperbesar porsi kontribusi pendapatan non batubara hingga mencapai 50% dari total pendapatan. Hal ini juga ditegaskan dalam Laporan Tahunan 2021 INDY.
“Kami mengambil langkah signifikan dengan menyatakan ambisi kami yang berani untuk mencapai 50% pendapatan non-batubara pada tahun 2025 dan netzero emissions pada tahun 2050,” tulis manajemen dalam Laporan Tahunan 2021.
Baca Juga: Masuk ke Industri Motor Listrik, Anak Usaha Indika Energy Kucurkan Dana US$ 15 Juta Sampai 30 Juni 2022 lalu, pendapatan lini usaha batubara INDY memang mendominasi. Laporan keuangan interim perusahaan mencatat, lini penjualan batubara INDY di semester I 2022 mencapai US$ 1,75 miliar, setara kurang lebih 90,67% dari total pendapatan konsolidasi INDY pada periode tersebut. Meski begitu, INDY sudah mulai merangkai agenda diversifikasi usaha non batubaranya, salah satu di antaranya dengan terjun ke ke industri motor listrik melalui PT Ilectra Motor Group (IMG), perusahaan joint venture antara INDY, Alpha JWC Ventures dan Horizons Ventures. Asal tahu, IMG secara resmi telah meluncurkan produk motor listrik pertamanya yang diberi nama ALVA One. Kontan.co.id mencatat, IMG investasi menyiapkan anggaran US$ 15 juta untuk agenda investasi di tahun 2022. Bentuk pengembangan upaya diversifikasi non batubara lainnya juga dijumpai pada sektor energi terbarukan. Belum lama ini, Rabu (3/8) lalu, INDY mengumumkan rencananya memberikan pinjaman kepada afiliasi usahanya yang bergerak di sektor pembangunan pembangkit listrik. Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/8), Manajemen INDY menyebutkan bahwa INDY dan Fourth Partner Energy Singapore Pte Ltd akan memberikan pinjaman dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) kepada perusahaan patungan mereka, yaitu PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS).
Pemberian pinjaman dari INDY kepada EMITS akan dilakukan oleh anak perusahaan Indika yang berdomisili di Singapura, yaitu Indika Capital Pte Ltd. Pinjaman yang diterima oleh EMITS dialokasikan untuk tujuan operasional dan pelaksanaan proyek pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), baik sebagai aset perusahaan untuk disewakan secara jangka panjang, maupun untuk biaya rekayasa, pengadaan, dan konstruksi PLTS bagi pelanggannya. Kontan.co.id belum mendapat informasi mengenai rencana-rencana INDY berikutnya dalam mengembangkan lini usaha non batubara. Yang terang, di samping agenda diversifikasi non batubara, lini usaha batubara INDY masih tetap berjalan di saat yang sama. Sampai tutup tahun nanti, INDY mengejar target produksi batubara konsolidasi sekitar 35,8 juta ton untuk tahun buku 2022 ini. Sebanyak 34 juta ton di antaranya direncanakan berasal dari Kideco Jaya Agung (Kideco), sedang 1,8 juta ton sisanya dari PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU). “Hingga saat ini kami belum melakukan revisi target produksi. Namun kami akan terus melihat perkembangannya,” tutur Ricky.
Sepanjang Januari-Juni 2022 lalu, INDY membukukan pendapatan US$ 1,93 miliar, naik 66,48% dibanding realisasi Januari-Juni 2021 yang berjumlah US$ 1,16 miliar. Seturut pendapatan yang mendaki, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih INDY meroket 1571,22% secara tahunan dari US$ 12,00 juta di semester I 2021 menjadi US$ 200,65 juta di semester I 2022.
Baca Juga: Harga Jual Naik, Emiten Batubara Raup Untung Besar Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari