Ini alasan Jiwasraya utamakan nasabah tradisional



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerin Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memprioritaskan pembayaran klaim dari nasabah asuransi tradisional. Selain pertimbangan keuangan, Jiwasraya juga beralasan soal kondisi keuangan nasabah sehingga memprioritaskan nasabah jenis ini.

“Kami upayakan dua-duanya (JS Saving Plan dan tradisional), tapi utama tradisional polis lebih dulu. Karena beban ekonominya lebih berat sesuai dengan janji Menteri BUMN Erick Thohir,” Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo, Rabu (5/2).

Terlebih, mayoritas pemegang polis tradisional berasal dari masyarakat menengah ke bawah seperti para pensiun, pegawai dan lainnya. Atas alasan itu, Jiwasraya memprioritaskan pembayaran ke nasabah tradisional lebih dulu baru kemudian nasabah JS Saving Plan.


Baca Juga: Jiwasraya prioritaskan nasabah tradisional, nasabah Jiwasraya geram

Diperkirakan total nasabah tradisional mencapai 4,7 juta tapi yang mengajukan klaim asuransi masih sedikit karena ini merupakan produk asuransi jangka panjang. Sementara itu, klaim nasabah JS Saving Plan hampir Rp 16 triliun pada posisi terakhir dan semuanya sudah jatuh tempo.

“Hampir semua sudah jatuh tempo, jadi utang klaim semua. Kami akan bayarkan secara bertahap,” ungkapnya.

Diketahui, Jiwasraya akan membayarkan polis jatuh tempo mulai akhir Maret 2020. Meski demikian, pembayaran tersebut masih bergantung dari keputusan panitia kerja (panja) Jiwasraya di DPR. Salah satunya, melalui pembentukan Holding Asuransi yang membantu menyehatkan keuangan Jiwasraya.

“Itu tergantung, karena kami harus dapat payung politik dari Panja DPR,” tambah Tiko.

Baca Juga: Pemegang polis Jiwasraya datangi Kemenkeu untuk menuntut pengembalian uang

Nantinya holding ini akan dipimpin oleh PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia sebagai induk BUMN Asuransi. Serta mengikutsertakan anggota holding seperti Jasa Raharja, Jasindo, Askrindo dan Jamkrindo.

“(Holding Asuransi) kan digunakan sebagai kendaraan untuk transformasi asuransi secara keseluruhan,” pungkas mantan Dirut Bank Mandiri tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari