JAKARTA. Dipilihnya gerbong KRL bekas dari JR East Jepang, oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) tidak lain dikarenakan harganya jauh lebih murah ketimbang membeli gerbong KRL baru. Menurut Direktur Utama PT KCJ, Tri Handoyo, setiap unit gerbong KRL bekas seri 205 oleh JR East Jepang, hanya dihargai Rp 1 miliar. "Satu unit gerbong investasinya Rp 1 miliar, kalau 180 unit gerbong ya Rp 180 miliar," kata Tri di Stasiun Juanda, Senin (1/11). Investasi tersebut juga sudah termasuk biaya lain-lain. "Investasi satu miliar itu sudah termasuk ongkos kirim, asuransi, dan persiapan kereta itu dioperasikan," tuturnya.
Ini alasan KCJ beli gerbong bekas dari Jepang
JAKARTA. Dipilihnya gerbong KRL bekas dari JR East Jepang, oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) tidak lain dikarenakan harganya jauh lebih murah ketimbang membeli gerbong KRL baru. Menurut Direktur Utama PT KCJ, Tri Handoyo, setiap unit gerbong KRL bekas seri 205 oleh JR East Jepang, hanya dihargai Rp 1 miliar. "Satu unit gerbong investasinya Rp 1 miliar, kalau 180 unit gerbong ya Rp 180 miliar," kata Tri di Stasiun Juanda, Senin (1/11). Investasi tersebut juga sudah termasuk biaya lain-lain. "Investasi satu miliar itu sudah termasuk ongkos kirim, asuransi, dan persiapan kereta itu dioperasikan," tuturnya.