JAKARTA. Analis obligasi Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, lelang Surat Berharga Negara (SBN) begitu atraktif hari ini karena dipengaruhi beberapa alasan. Salah satunya, tekanan inflasi yang stabil. "Sehingga, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) juga diperkirakan tetap akan stabil," ujar Desmon, Jakarta, Selasa (10/6). Selain itu, kondisi ekonomi global khususnya Amerika Serikat juga cukup baik dan yield obligasi AS, US treasury saat ini cenderung stabil.Kondisi tersebut mempengaruhi permintaan yield oleh investor yang cukup kompetitif. Akibatnya, pemerintah dapat menyerap yield di bawah pasar sekunder.SUN bertenor 10 tahun seri FR0070, misalnya diserap dengan yield rata-rata tertimbang 8,02%. Kupon tersebut lebih rendah dibandingkan di pasar sekunder yang berada di kisaran 8,1%."Oleh karena itu, pemerintah kemudian melakukan upsize penyerapan," ujar Desmon.Kenaikan penyerapan oleh pemerintah juga disebabkan oleh kenaikan target penerbitan surat berharga negara (SBN) tahun ini yang mencapai Rp 69 triliun. Desmon memperkirakan pemerintah berpotensi kembali melakukan upsize dalam lelang-lelang berikutnya. "Dengan syarat, yield yang diminta oleh investor menyamai atau lebih rendah dengan pasar sekunder. Pemerintah akan tetap melakukan strategi front loading,"ujar dia.
Ini alasan lelang SBN hari ini begitu laris
JAKARTA. Analis obligasi Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, lelang Surat Berharga Negara (SBN) begitu atraktif hari ini karena dipengaruhi beberapa alasan. Salah satunya, tekanan inflasi yang stabil. "Sehingga, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) juga diperkirakan tetap akan stabil," ujar Desmon, Jakarta, Selasa (10/6). Selain itu, kondisi ekonomi global khususnya Amerika Serikat juga cukup baik dan yield obligasi AS, US treasury saat ini cenderung stabil.Kondisi tersebut mempengaruhi permintaan yield oleh investor yang cukup kompetitif. Akibatnya, pemerintah dapat menyerap yield di bawah pasar sekunder.SUN bertenor 10 tahun seri FR0070, misalnya diserap dengan yield rata-rata tertimbang 8,02%. Kupon tersebut lebih rendah dibandingkan di pasar sekunder yang berada di kisaran 8,1%."Oleh karena itu, pemerintah kemudian melakukan upsize penyerapan," ujar Desmon.Kenaikan penyerapan oleh pemerintah juga disebabkan oleh kenaikan target penerbitan surat berharga negara (SBN) tahun ini yang mencapai Rp 69 triliun. Desmon memperkirakan pemerintah berpotensi kembali melakukan upsize dalam lelang-lelang berikutnya. "Dengan syarat, yield yang diminta oleh investor menyamai atau lebih rendah dengan pasar sekunder. Pemerintah akan tetap melakukan strategi front loading,"ujar dia.