KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberi pinjaman (
lender) asing semakin gemar menyalurkan pinjaman melalui
fintech peer to peer (P2P)
lending Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai dengan April 2021, terdapat 2.204 akumulasi rekening
lender yang berasal dari luar negeri. Dari jumlah tersebut sebanyak 541 rekening
lender yang berasal dari luar negeri tercatat masih aktif memberikan pinjaman di P2PL. "Jumlah ini hanya 0,34% dari rekening
lender aktif yang berasal dari luar negeri dari seluruh industri P2PL yang mencapai 158.135 rekening
lender aktif. Sisanya merupakan
lender lokal," kata Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W. Budiawan kepada kontan.co.id, Sabtu (5/6).
Sementara dari sisi nilai pinjaman, dari sebanyak Rp 20,19 triliun nilai pinjaman
outstanding industri, ada sebanyak 24,10% merupakan pinjaman yang
lender-nya berasal dari luar negeri, sisanya dari
lender lokal. "Dengan perhitungan sederhana,
lender yang masih aktif memiliki penyaluran pinjaman aktif pada
lender asing rata-rata sebesar Rp 8,99 miliar per rekening," ujar Bambang. Menurut Bambang, beberapa alasan mereka masuk ke Indonesia biasanya karena tertarik dengan potensi pasar Indonesia yang luas dan imbal hasil yang relatif tinggi dibanding negaranya.
Baca Juga: Ada pandemi, bisnis wealth management beberapa bank ini makin mengembang "
Lender asing biasanya datang ke Indonesia karena memiliki keterkaitan/hubungan dengan pemilik/
shareholders dari penyelenggara P2PL atau berasal dari negara yang sama dari pemilik/
shareholders yang berasal dari luar negeri," ungkap Bambang. Sementara itu, CEO Alami, Dima Djani juga mengungkapkan alasan
lender asing melirik pasar P2P
lending Indonesia karena perannya sangat penting terutama dari sisi
lender institusi. "Selain itu karena
return yang menarik dan juga kepercayaan akan regulasi serta performa beberapa P2P
lending. Alami banyak menyasar sektor
impact, yang mana ini menarik bagi banyak pihak asing," ungkap Dima.
CEO & Co Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan juga menyatakan,
lender asing banyak memberikan likuiditas melalui P2P
lending platform di Indonesia, khususnya untuk produk-produk yang secara risiko belum biasa bagi
lender institusi lokal.
"Beberapa alasan
lender asing melirik pasar P2P
lending Indonesia karena
return menarik baik untuk pinjaman produktif maupun konsumtif (contoh di jepang
rate sangat kecil) dan semakin terlihat
track record yang dibangun beberapa tahun terakhir oleh
fintech," kata Ivan. Ia menjelaskan, Akseleran bekerjasama dengan
lender asing, kebanyakan melalui kantor cabang di Indonesia. Contohnya dengan J-Trust Group dari Jepang, pihaknya kerjasama melalui Bank J-Trust, lalu dengan Credit Saison dari Jepang, pihaknya kerjasama melalui Saison Modern Finance. "Ke depannya kami berharap bisa terus bekerjasama dan menciptakan sinergi dengan
lender asing yang bisa memberikan dana dengan
cost of fund yang rendah. Tentu ini juga akan membantu UMKM Indonesia untuk bisa mendapatkan pinjaman yg lebih murah," ujar Ivan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .