KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Aksi beli besar-besaran emas oleh bank sentral dunia sepertinya akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan. Setidaknya, hal ini diyakini oleh Australia & New Zealand Banking Group Ltd (ANZ). ANZ bahkan melihat, sejumlah negara berpotensi untuk membeli emas, termasuk di dalamnya China. "Dalam situasi seperti saat ini, di mana tingkat ketidakpastian pada mata uang emerging market sangat tinggi, kami melihat adanya alasan yang bagus untuk sejumlah negara seperti Rusia, Turki, Kazakhstan dan China untuk terus melakukan diversifikasi portofolio mereka," jelas ANZ seperti yang dikutip dari Bloomberg. Pembelian bersih di sektor ini diprediksi akan tetap berada di atas 650 ton. Baca Juga: Harga emas masih menguat di level US$ 1.527,85 per ons troi (Pukul 11.58 WIB)
Akumulasi emas oleh bank sentral terus muncul dan menjadi tren tersendiri pada market global. Faktor ini memberikan dorongan terhadap harga emas yang sudah reli ke level tertingginya sejak 2013 akibat melonjaknya permintaan. Bank sentral sejumlah negara terus menambah cadangan emas mereka seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi, perdagangan, dan meningkatnya ketegangan geopolitik. Selain itu, sejumlah negara juga terus melakukan diversifikasi portofolionya dengan menjauh dari investasi dollar AS. Menurut ANZ, pembelian emas oleh bank sentral menyumbang sekitar 10% dari konsumsi emas dunia. "People's Bank of China memegang hampir 1.936 ton emas, yang setara dengan 3% dari kepemilikan cadangan mata uang asing mereka, sehingga China memiliki ruang untuk meningkatkan alokasinya," papar ANZ. Baca Juga: Terus melanjutkan rally, harga emas bertahan di rekor tertingginya selama enam tahun