Ini alasan mengapa impor tepung terigu bakal turun



JAKARTA. Impor tepung terigu pada tahun 2015 diperkirakan turun, walau kebijakan pembatasan sistem kuota impor telah berakhir pada 4 Desember 2014. Penurunan impor disebabkan pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dan produsen tepung terigu lokal yang terus bertambah.

Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies mengatakan pembatasan sistem kuota impor yang telah berakhir pada tahun 2014 lalu tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap impor tepung terigu. "Kami memprediksi impor terigu tahun ini akan terus menurun," ujarnya kepada KONTAN, Senin (19/1).

Penurunan impor terigu juga tidak terlepas dari petisi yang dilayangkan pengusaha terigu nasional kepada pemerintah. Saat ini, Apindo juga tengah melayangkan petisi anti dumping ke Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) pada akhir Maret 2014 lalu. Menurut Ratna butuh waktu maksimal selama 18 bulan untuk masa investigas petisi tersebut. Petisi anti dumping tersebut menghambat laju impor terigu. Namun Ratna belum memastikan berapa persen penurunan impor terigu tersebut.


Selain itu, Ratna mengatakan harga tepung terigu tidak mengalami gejolak yang berarti. Sebab kendati mata uang garuda terus melemah terhadap mata uang dollar AS, tapi di pasar internasional harga terigu justru mengalami penurunan. "Jadi meskipun dollar AS naik, hal itu diimbangi oleh penurunan harga gandung di pasar internasonal," imbuh Ratna.

Selain itu harga tepung terigu pada awal 2015 ini masih relatif tidak mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2014. Ia bilang harga tepung terigu di pasaran masih berada di angka Rp 8000-an per kilogram. Ia membantah kalau pemerintah menaikkan harga tepung terigu akibat penyesuaian harga kenaikan BBM beberapa waktu lalu.

"Dari data resmi yang dirilis Kemdag (Dinas Perindag/Dirjen PDN) dari Januari 2014 hingga tanggal 13 Januari 2015, harga tepung terigu relatif stabil di angka Rp 8.000-an," terangnya.

Aptindo memprediksi permintaan industri terigu tahun ini bertumbuh sekitar 5%-6% dari tahun lalu. Hal itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi makro nasional tahun 2015. Kendati begitu, sampai saat ini, Apindo masih belum mengeluarkan data berapa data impor terigu sepanjang tahun 2014 lalu.  "Nanti datanya baru keluar akhir bulan ini atau awal Februari," jelas Ratna.

Kendati begitu, Apindo memprediksi permintaan tepung terigu tahun 2014 hanya naik 2% dari permintaan 2013. Adapun pada 2013 permintaan tepung terigu nasional sebanyak 5,3 juta ton. Maka pada tahun 2014 permintaan tepung terigu nasional sebesar 5,4 juta ton. Dalam 10 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan tepung terigu mencapai 5%, namun tahun 2014 merosot hanya 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa