KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen dan distributor ban, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (
MASA) tidak membagikan dividen untuk Tahun Buku 2021. Hal tersebut telah diputuskan dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini (15/6). Presiden Direktur MASA Steven Vette mengatakan, keputusan tersebut diambil karena saat ini kondisi pasar masih dipenuhi oleh ketidakpastian walau perusahaan mencetak kinerja positif di tahun lalu. "Situasi masih penuh ketidakpastian, misalnya kondisi geopolitik Ukraina dan Rusia, membuat kami perlu berhati-hati dan waspada. Jadi kami memutuskan untuk memperkuat
financial kami dulu," kata dia, Rabu (15/6).
Laporan keuangan MASA pada 2021 menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada penjualan ban mobil penumpang dan pertumbuhan positif pada ban sepeda motor. Perusahaan mencatatkan peningkatan volume penjualan ban mobil sebesar 27% dan ban sepeda motor naik 6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Kuartal I 2022, Laba Multistrada Arah Sarana (MASA) Melonjak 17,79% Penjualan MASA terdongkrak 45,05% dari US$ 319,33 juta menjadi US$ 463,20 juta pada 2021. Penjualan kepada pihak ketiga tercatat US$ 233,50 juta sedangkan untuk pihak berelasi sebesar US$ 229,69 juta. Penjualan ekspor MASA pada tahun lalu berada di angka US$ 358,10 juta, naik 55,12% dibandingkan nilai ekspor tahun 2020 yang sebesar US$ 230,84 juta. Sisanya penjualan MASA ditujukan untuk pasar lokal sebanyak US$ 105,10 juta, meningkat 18,78% dibandingkan penjualan lokal pada tahun 2020. Dari sisi bottom line, MASA meraih laba bersih sebesar US$ 60,97 juta. Laba MASA melesat 72,47% dari 2020 yang sebesar 35,35 juta. Selaras dengan strategi perusahaan, Steven juga menambahkan bahwa perusahaan senantiasa berkomitmen untuk memperluas penawaran produk dan layanannya baik di pasar domestik maupun ekspor. Pada 2021, 77% dari penjualan bersih perusahaan berasal dari ekspor, serta sisanya merupakan penjualan di pasar domestik. "Tahun ini masih cukup banyak tantangan dan ketidakpastian yang akan dihadapi perusahaan, seperti situasi pandemi yang masih belum usai, kenaikan harga bahan baku, serta biaya dan ketersediaan Layanan logistik yang masih belum menentu. Tapi kami cukup optimistis tren pertumbuhan akan terus berlangsung pada tahun ini karena perusahaan sudah menyiapkan strategi penyesuaian biaya,” ujarnya.
Sementara itu, MASA belum menentukan anggaran untuk belanja modal atau
capital expenditure (capex) dan melakukan finalisasi. Namun demikian, Steven bilang, fokus investasi MASA di tahun ini masih akan dikonsentrasikan untuk meningkatkan ouput dan memenuhi permintaan pasar domestik dan ekspor. Selain itu, capex juga akan dialokasikan untuk peremajaan mesin serta keselamatan karyawan. Mengenai pangsa pasar sendiri, MASA akan fokus di pasar Asia dan Amerika Serikat (AS). Perusahaan juga akan mengembangkan produknya ke pasar Eropa dan Asia. MASA mencatat, pasar AS menyerap penjualan ban secara dominan dan menyumbang angka US$330 juta pada tahun 2021. Pasar Indonesia atau domestik menyusul di tempat kedua dengan nilai US$ 105 juta, diikuti pasar Asia sebanyak US$ 21 juta dan pasar Eropa, Afrika, Timur Tengah di angka US$ 8 juta. Adapun di kuartal I-2022, pasar Amerika masih menyumbang kontribusi penjualan tertinggi di angka US$ 112 juta, diikuti pasar domestik US$32 juta. Pasar Asia dan Eropa, Afrika, Timur Tengah masing-masing catat kontribusi di angka US$ 6 juta dan US$ 1 juta. "Pasar AS menyerap penjualan tinggi karena di masa pandemi, sebagian besar pelaku industri, baik distributor atau
retailer, mengurangi stok ban mereka. Saat pandemi menyurut,
demand meningkat. Pasar AS banyak menyerap ban merk Goodrich dan Uni Royal," jelasnya.
Baca Juga: Penjualan Multistrada Arah Sarana (MASA) Naik 45% Jadi US$ 463,20 Juta Tahun Lalu Asal tahu saja, di kuartal pertama tahun ini, MASA mencatatkan peningkatan produksi sebesar 7% untuk ban mobil penumpang dari 3,9 juta ban pada kuartal pertama 2021 menjadi 4,2 juta ban pada periode yang sama tahun ini. Sementara produksi ban motor mengalami kenaikan sebesar 17% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu menjadi 2,8 juta ban. Hampir 75% dari total penjualan ban berasal dari pasar ekspor, terutama ke Amerika Utara. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari