Ini alasan OCBC NISP tak bagikan dividen selama 15 tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank OCBC NISP Tbk dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) tahun 2019 memutuskan untuk tidak membagikan dividen untuk laba bersih yang diperoleh pada tahun buku 2018 lalu. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan kalau tahun ini menjadi tahun ke-15 perseroan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham.

Menurut Parwati hal ini dikarenakan perusahaan memilih untuk meningkatkan usaha dan penguatan struktur permodalan. Asal tahu saja, tahun lalu bank bersandi bursa NISP ini mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 2,6 triliun atau naik 21% dari periode tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Selain tak membagi dividen, dalam agenda RUPS kali ini pemegang saham menyetujui laporan keuangan untuk tahun buku 2018. Serta melakukan pembelian saham perseroan kembali (buyback) maksimum 364.000 lembar dalam rangka pemberian remunerasi yang bersifat variabel sesual POJK No.45/POJK.03/2015.


Direktur OCBC NISP Hartati bilang jumlah saham yang akan dibeli kembali yakni mencapai 344 ribu lembar saham atau 0,02% dari jumlah saham yang telah disetor. "Dengan budget sebesar Rp 500 juta yang akan dilaksanakan 18 bulan setelah RUPS," terangnya di Jakarta, Selasa (9/4).

Mengenai tak dibagikannya dividen, Parwati mengatakan pihaknya ingin menjaga rasio permodalan alias capital adequacy ratio (CAR) tetap stabil di kisaran 17%-18%. Catatan saja tahun lalu CAR OCBC NISP ada di level 17,6% dengan rasio modal inti sebesar 16,6%.

"Walaupun masih di atas yang diwajibkan regulator, ini masih di bawah industri yang sudah di atas 20% apalagi BUKU III yang mencapai 25%. Kami ingin pertahankan itu," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ia juga mengatakan secara organik bila pertumbuhan laba dapat dijaga sesuai target yang dirancang yakni 10%-15% maka secara organik OCBC NISP akan naik ke BUKU IV dengan modal inti Rp 30 triliun pada tahun 2021 mendatang.

Adapun sampai dengan penghujung tahun lalu, jumlah modal inti OCBC NISP sudah mencapai Rp 23,59 triliun. Meningkat sebesar 11,19% dari periode tahun sebelumnya Rp 21,21 triliun.

"Untuk naik ke BUKU IV kami organik saja, tidak ada strategi khusus untuk naik. Tentunya kami akan lihat kondisi CAR kami dan industri lebih dulu seperti apa," sambung Parwati.

Sekadar informasi, tahun lalu OCBC NISP sudah menyalurkan kredit sebesar Rp 117,8 triliun atau naik 11% secara yoy. Peningkatan kredit ini ikut mendorong kenaikan aset perseroan sebesar 13% menjadi Rp 173,6 triliun di tahun lalu. Sejalan dengan kredit, dana pihak ketiga (DPK) OCBC NISP tumbuh di level yang sama 11% yoy menjadi Rp 125,6 triliun.

Tahun ini pihaknya memprediksi pertumbuhan kredit, DPK serta laba bersih akan berada di kisaran 10%-15%. Parwati optimis target ini dapat tercapai bila melihat kondisi ekonomi yang akan membaik pasca pemilu dan momen Lebaran.

Ia menambahkan, sepanjang tahun lalu, komposisi penyaluran kredit terbesar masuk ke segmen modal kerja sebesar 47%, kredit investasi sebesar 41%, sementara sisanya tersalurkan ke segmen kredit konsumsi sebesar 12%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi