KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan meningkatkan alokasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel tahun 2023 menjadi sekitar Rp 130 triliun. Angka ini naik sekitar 30% dari target 2022 yang sebesar Rp 100 triliun. Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan mengatakan, penambahan alokasi ini dilakukan seiring dengan semakin tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di SBN ritel. Menurut Deni, pada 2021 dan 2022, banyak masyarakat yang tidak berhasil investasi di SBN ritel karena kehabisan kuota. Alhasil, Kemenkeu harus menutup masa penawaran lebih cepat dari waktu yang seharusnya.
"Kemenkeu menambah alokasi untuk investor retail sehingga punya lebih banyak kesempatan untuk berinvestasi di SBN ritel," kata Deni saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (26/12).
Baca Juga: Pemerintah Bakal Menambah Alokasi SBN Ritel Menjadi Rp 130 Triliun pada 2023 Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro menilai, target alokasi penerbitan SBN ritel sebesar Rp 130 triliun tergolong realistis. Dia meyakini target tersebut akan tercapai. Nicodimus menyampaikan, ada beberapa faktor yang akan mendukung suksesnya penerbitan SBN ritel pada 2023. Pertama, tren imbal hasil alias
yield yang lebih tinggi dibandingkan satu sampai dua tahun terakhir. Dia memproyeksi,
yield obligasi bisa naik sekitar 30
basis points pada 2023. Proyeksi ini dengan memperhatikan masih adanya beberapa risiko kenaikan suku bunga acuan, ketidakpastian inflasi, dan tensi geopolitik Rusia-Ukraina. "Peningkatan imbal hasil ini akan membuat penerbitan SBN ritel juga menawarkan kupon yang lebih tinggi sehingga menarik bagi investor," ucap Nicodimus.
Baca Juga: Perbankan Masih Andalkan SBN untuk Kelola Likuiditas Berlebih di Tahun Depan Kedua, kemudahan untuk membeli SBN ritel dengan semakin banyaknya mitra distribusi yang ditunjuk pemerintah. Pada penerbitan ST009 yang berlangsung pada November 2022, pemerintah bekerja sama dengan 33 mitra distribusi yang terdiri dari bank, sekuritas, hingga
fintech.
Ketiga, SBN ritel menjadi pilihan instrumen investasi yang menarik bagi investor ritel di tengah situasi ekonomi yang tidak pasti. Pasalnya, SBN ritel menawarkan kepastian kupon secara bulanan. "Investor juga punya potensi
capital gain dari kenaikan harga jika ingin menjual di harga premium bagi SBN yang dapat diperdagangkan," tutur Nicodimus.
Keempat, pemerintah terus memberi opsi penerbitan SBN ritel berbasis syariah. Hal ini membuat investor yang memilih instrumen investasi syariah semakin tertarik untuk berinvestasi di SBN ritel. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati