Ini alasan penerbitan obligasi korporasi di 2021 lebih tinggi dari tahun ini



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi di tahun depan diprediksi lebih baik dibanding tahun ini. Mengingat, hingga 11 Desember, penerbitan obligasi korporasi baru Rp 77 triliun, yang terdiri dari 98 emisi dari 58 emiten.

Director and Chief Investment Officer Manulife Asset Management Ezra Nazula menilai, dari segi nilai maupun jumlah penerbitan, akan mengalami peningkatan pada tahun depan. Faktor pemulihan ekonomi yang mulai berjalan serta kebutuhan perusahaan-perusahaan penerbit untuk mencari dana segar akan menjadi pendorongnya.

“Adapun untuk permintaan masih akan tetap tinggi. Namun, cenderung nya untuk nama-nama yang berkualitas dan punya track record bagus. Dengan kondisi suku bunga yang rendah, investor pun akan beralih dan mencari yield, hal ini secara natural akan membuat mereka menambah alokasi ke obligasi korporasi,” jelas dia, Senin (14/12). 


Baca Juga: Jadi tahun kebangkitan investor ritel, BEI catat 10 rekor di pasar modal tahun ini

Untuk tahun ini, dia menyebut walau nilai penerbitan obligasi korporasi yang turun , namun dari segi kupon pun mengalami penurunan. Turunnya kupon obligasi korporasi sendiri dikarenakan mengekor penurunan suku bunga acuan serta imbal hasil dari obligasi pemerintah.

“Walaupun dari segi kupon turun, sebenarnya dari segi minat justru ada peningkatan, khususnya untuk nama-nama penerbit besar dan berkualitas. Bagaimanapun, kupon yang ditawarkan obligasi korporasi masih lebih besar di atas SUN, sehingga (meningkatnya) minat tetap terjadi,” kata Ezra kepada Kontan.co.id, Senin (14/12).

Lebih lanjut, Ezra memperkirakan penurunan kupon obligasi korporasi masih akan tetap terjadi pada tahun depan. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) masih mempunyai ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Selain itu, imbal hasil SUN juga berpotensi masih akan kembali turun pada tahun depan.

Selanjutnya: Ada pandemi, penerbitan obligasi korporasi baru capai Rp 77,69 triliun per Desember

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari