JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sudah mengungkapkan kesediaannya untuk mengambil alih Semen Kupang. Namun langkah akuisisi tersebut terganjal karena Semen Kupang masih menjalin kerjasama operasional (KSO) dengan pihak swasta. Lantas apa pertimbangan SMGR bersedia ambil alih badan usaha milik negara (BUMN) yang lain? Dwi Soetjipto, Direktur Utama SMGR bercerita dulunya Semen Kupang berada di bawah Semen Gresik (sekarang Semen Indonesia). "Makanya kalau (Semen Kupang) mau dioperasikan dengan baik yang dilepas ke kami. Karena kami memiliki teknologi, pasar, dan sumber daya manusianya," ujar Dwi, Senin malam (25/11). Dwi bilang bahwa perseroan mempunyai kemampuan keuangan yang baik, jadi dapat mengakuisisi Semen Kupang. Dia pun sudah berhitung mengenai dana yang disiapkan untuk akuisisi tersebut. "Semen Kupang kalau mau diakuisisi itu kecil, sekitar Rp 200 miliar," kata Dwi. Sebagai informasi, sejak pertengahan 2011, Semen Kupang menjalin kesepakatan bisnis dengan perusahaan swasta, PT Sarana Agra Gemilang sebagai mitra kerja sama operasional (KSO). Semen Kupang yang memperoleh suntikan dana Rp 300 miliar pun kembali beroperasi sejak vakum mulai 2008 lalu. Namun, Kementerian BUMN menilai KSO dengan pihak swasta itu tidak begitu berhasil. Pasalnya pabrik yang dioperasikan hanya satu dari dua pabrik yang tersedia. Akibat tidak maksimalnya kinerja, Semen Kupang pun terbebani utang yang kerugian yang menggunung. Alhasil, Kementerian BUMN meminta agar SMGR mengambil alih saham pemerintah di Semen Kupang agar ekspansi maksimal. Adapun, kepemilikan pemerintah di Semen Kupang sebesar 61,48%. Sisanya dikuasai PT Bank Mandiri Tbk 35,39%, dan pemerintah daerah NTT 1,12%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ini alasan SMGR mau akuisisi Semen Kupang?
JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sudah mengungkapkan kesediaannya untuk mengambil alih Semen Kupang. Namun langkah akuisisi tersebut terganjal karena Semen Kupang masih menjalin kerjasama operasional (KSO) dengan pihak swasta. Lantas apa pertimbangan SMGR bersedia ambil alih badan usaha milik negara (BUMN) yang lain? Dwi Soetjipto, Direktur Utama SMGR bercerita dulunya Semen Kupang berada di bawah Semen Gresik (sekarang Semen Indonesia). "Makanya kalau (Semen Kupang) mau dioperasikan dengan baik yang dilepas ke kami. Karena kami memiliki teknologi, pasar, dan sumber daya manusianya," ujar Dwi, Senin malam (25/11). Dwi bilang bahwa perseroan mempunyai kemampuan keuangan yang baik, jadi dapat mengakuisisi Semen Kupang. Dia pun sudah berhitung mengenai dana yang disiapkan untuk akuisisi tersebut. "Semen Kupang kalau mau diakuisisi itu kecil, sekitar Rp 200 miliar," kata Dwi. Sebagai informasi, sejak pertengahan 2011, Semen Kupang menjalin kesepakatan bisnis dengan perusahaan swasta, PT Sarana Agra Gemilang sebagai mitra kerja sama operasional (KSO). Semen Kupang yang memperoleh suntikan dana Rp 300 miliar pun kembali beroperasi sejak vakum mulai 2008 lalu. Namun, Kementerian BUMN menilai KSO dengan pihak swasta itu tidak begitu berhasil. Pasalnya pabrik yang dioperasikan hanya satu dari dua pabrik yang tersedia. Akibat tidak maksimalnya kinerja, Semen Kupang pun terbebani utang yang kerugian yang menggunung. Alhasil, Kementerian BUMN meminta agar SMGR mengambil alih saham pemerintah di Semen Kupang agar ekspansi maksimal. Adapun, kepemilikan pemerintah di Semen Kupang sebesar 61,48%. Sisanya dikuasai PT Bank Mandiri Tbk 35,39%, dan pemerintah daerah NTT 1,12%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News