Ini alasan Traveloka memilih IPO di Wall Street



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu initial public offering (IPO) unicorn dalam negeri kembali menghangat. Terbaru, Traveloka berencana menghelat IPO di bursa saham Amerika Serikat (AS) melalui perusahaan akuisisi bertujuan khusus atawa special purpose acquisition company (SAPC).

"SPAC sangat efisien," ujar Ferry Unardi, Chief Executive Officer (CEO) Traveloka seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (15/2).

Secara sederhana, merupakan sebuah perusahaan yang didirikan secara khusus untuk menggalang dana melalui IPO dengan tujuan melakukan merger, akuisisi, atau pembelian saham perusahaan. Pasca aksi merger atau akuisisi selesai, maka perusahaan target akan menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa tempat SPAC tercatat.


Baca Juga: Traveloka akan IPO di bursa AS di tengah pandemi, ini kata pengamat

Setelah proses tersebut selesai, Traveloka akan lebih mudah melakukan ekspansi dan aksi korporasi lainnya, termasuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencananya, IPO di bursa saham AS bakal dilakukan tahun ini setelah sebelumnya sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.

Secara terpisah, Reza Amirul Juniarshah, Corporate Communication Traveloka menyebut, pihaknya saat ini dalam tahap finalisasi perencanaan serta pemilihan rute terbaik menjadi perusahaan publik. Tentu, Traveloka tetap mempertimbangkan BEI sebagai lokasi melantai di Indonesia. 

"Namun, pada saat yang bersamaan, pasar bursa AS terlihat semakin menarik karena Wall Street memandang Asia Tenggara sebagai kawasan dengan perkembangan pesat dan potensi pertumbuhan yang tinggi," jelasnya kepada KONTAN, Selasa (16/2).

Baca Juga: SWF beroperasi, BUMN karya bisa longgarkan cashflow

Dengan melakukan pencatatan di Wall Street, Traveloka akan sejajar dengan perusahaan teknologi dunia. Terlebih, banyak perusahaan sejenis yang telah listing di bursa saham tersebut.

"Pada akhirnya, hal ini akan memungkinkan Traveloka untuk bersaing lebih kompetitif lagi di level global dan memungkinkan kami membawa sumber daya ke Indonesia dan Asia Tenggara, lebih dari yang dapat diantisipasi," terang Reza.

Selanjutnya: IHSG menguat empat hari berturut-turut hingga Selasa (16/2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi