KONTAN.CO.ID - Pentagon memperingatkan tidak akan menerapkan batasan baru atas penggunaan senjata Amerika oleh Ukraina, jika tentara Korea Utara yang berkumpul di Rusia bergabung dalam konflik militer. Melansir
Fox News, pernyataan tersebut muncul setelah Departemen Pertahanan AS mengumumkan pada pertengahan Oktober bahwa mereka akan memberi Ukraina pasokan dan senjata senilai US$ 425 juta untuk mempertahankan diri dari pasukan Rusia, termasuk rudal dan amunisi artileri. Hal tersebut terungkap saat Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh ditanya oleh seorang reporter minggu ini.
Reporter tersebut menanyakan apakah AS akan membatasi pasokan senjata yang dapat digunakan Ukraina jika sekelompok tentara Korea Utara ikut bergabung dalam perang Rusia. "Tidak," jawabnya. Dia menambahkan, "Jika mereka berada dalam medan tempur, mereka melawan Ukraina, yang berjuang untuk wilayah kedaulatan mereka. Dan kami telah membuat komitmen kepada Ukraina bahwa kami akan terus mendukung mereka dengan apa pun yang diperlukan."
Baca Juga: Tegang! Rusia Gelar Simulasi Besar Serangan Nuklir, Libatkan Nuklir 3 Serangkai Pentagon saat ini memperkirakan bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara telah memasuki Rusia. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan pada hari Rabu bahwa AS telah berkomunikasi langsung dengan para pejabat dan dengan pemerintah Tiongkok untuk memperjelas kekhawatiran AS tentang hubungan militer yang semakin dalam antara Rusia dan Korea Utara. Sebelumnya, Sekretaris Pers Pentagon Mayjen Pat Ryder pada hari Selasa (29/10/2024) mengatakan, sebagian dari tentara Korea Utara tersebut telah bergerak mendekati Ukraina menuju Oblast Kursk Rusia, dekat perbatasan dengan Ukraina.
"Sekitar beberapa ribu, dengan jumlah yang lebih kecil sudah ada di wilayah Kursk. Kami tetap khawatir bahwa Rusia bermaksud menggunakan tentara ini dalam pertempuran atau untuk mendukung operasi tempur melawan pasukan Ukraina di Kursk. Kami terus memantau dengan saksama dan berkonsultasi dengan mitra Ukraina kami, serta sekutu dan mitra lainnya," kata Ryder.
Baca Juga: Rusia akan Mengerahkan 10.000 Tentara Korea Utara untuk Melawan Ukraina Ryder mengatakan, pergerakan pasukan Korea Utara merupakan indikasi situasi mengerikan yang dihadapi Rusia, dalam hal pasokan tentara di garis depan. "Mereka telah mengalami banyak korban dalam perang ini dan fakta bahwa mereka sekarang perlu mengalihdayakan pasukan asing, untuk membantu mendukung pasukan mereka di dalam Rusia menunjukkan bahwa ada beberapa pertanyaan serius dalam hal kemampuan mereka untuk terus memenuhi kebutuhan personel mereka," katanya.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie