MOMSMONEY.ID - Simak cara melakukan
responsive feeding yuk Moms, memberi makan tanpa memaksa! Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) merekomendasikan metode
responsive feeding untuk memberikan asupan makanan bergizi pada anak usia 6 bulan ke atas. Namun, bagaimana cara melakukan
responsive feeding? Baca Juga: 5 Tips Memanfaatkan Tablet Android Versi Lama Selain Dijual Kembali Pada dasarnya metode
responsive feeding adalah upaya pengasuh dan anak melakukan komunikasi dua arah. Pengasuh tidak memaksakan kehendaknya pada anak untuk menghabiskan makanan dengan cara yang menekan. Sebaliknya, pengasuh memahami cara anak menyampaikan rasa kenyang dan lapar.
Responsive feeding membuat anak belajar untuk memahami dirinya sendiri dan makan secara mandiri. Ini juga bisa memperkuat ikatan antara pengasuh dan anak. Melansir WHO, berikut aturan cara melakukan
responsive feeding! Baca Juga: Apa itu Responsive Feeding yang Dianjurkan oleh WHO? Pahami tanda-tanda anak lapar dan kenyang Moms bisa mulai untuk memahami bagaimana tanda anak lapar dan kenyang. Kemudian respon dengan cara yang mendukung secara emosional. Tanda lapar dan kenyang bisa berbeda setiap anak dan juga berbeda seiring perkembangan anak. Anda harus bisa membedakan tanda tersebut dari masalah lain yang bisa menyebabkan bayi atau anak rewel. Jangan gunakan makanan untuk menenangkan anak Usahakan untuk tidak menggunakan makanan untuk menenangkan anak. Sebaiknya, Moms merespons kebutuhan anak dengan hal lain seperti menggendong, mengganti popo atau bermain. Kenalkan makanan di waktu yang tepat Anda bisa memperkenalkan makanan pendamping kepada bayi sesuai kesiapan perkembangan anak. Biasanya anak mulai siap makan pada usia 6 bulan. Namunn bisa lebih cepat tergantung saran dokter spesialis anak atau ahli tumbuh kembang.
Baca Juga: Apa Itu Ultra Processed Food? Ketahui Contoh dan Dampaknya bagi Kesehatan Hindari memberi makan olahan & berkadar garam serta gula tinggi Moms bsa memasak sendiri makanan untuk anak. Berikan makanan yang beragam dengan paparan berulang terhadap makanan dan minuman sehat. Hindari memberi makanan olahan atau berkadar garam tinggi serta minuman manis. Berikan konsistensi dan porsi yang sesuai Moms harus memberikan makanan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Mulai dari halus, dengan porsi kecil hingga berkembang sampai anak siap menerima makanan yang bertekstur lebih keras. Lakukan pemberian makanan yang memenuhi kebutuhan gizi anak. Frekuensi makanan Berikan makan anak meningkat secara bertahap, seiring bertambahnya usia. Anak harus diberi makan 2-3 kali sehari pada usia 6-8 bulan dan 3-4 kali pada usia 9-23 bulan dengan 1-2 camilan tambahan sesuai dengan kebutujan makanan.
Baca Juga: 5 Promo BCA Payday 25-31 Oktober 2024 di Chatime, Cupbop, hingga Gindaco Sabar saat memberi makan Moms harus sabar dan tidak memaksa anak untuk makan, menghabiskan makanan atau membatasi asupan makanan. Lakukan komunikasi dengan anak penuh dengan kasih sayang dan lakukan kontak mata. Selain itu, batu anak untuk bisa belajar makan sendiri dan menjadi teman makan saat anak sudah bisa makan secara mandiri. Usahakan makan bersama Anda bisa mulai mengusahakan untuk selalu makan bersama. Dengan cara ini anak akan mengamati perilaku orang dewasa selama menyiapkan dan mengonsumsi makanan serta minuman sehat di lingkungan yang bersih, menyenangkan dan akrab satu sama lain. Hindari distraksi Saat memberi makan anak, hindari adanya distraksi seperti menggunakan ponsel untuk mengirim pesan selama makan. Ini mencegah anak secara perlahan ini adalah saatnya makan tanpa ada gangguan.
Tonton: Apa Saja Manfaat Jengkol bagi Kesehatan Tubuh? Cek Juga Efek Sampingnya! Berikan rutinitas harian yang terstruktur Sejak dini ajarkan anak rutinitas harian yang terstruktur saat makan, tidur, bermain dan mandi. Anda juga perlu memahami gizi seimbang yang sudah disampaikan oleh Kementerian Kesehatan dalam memberi makan kepada anak. Informasi ini bisa Anda dapatkan melalui buku KIA yang akan diberikan secara gratis sejak ibu memasuki masa kehamilan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Benedicta Alvinta