Ini bank-bank kecil yang mencatat kinerja ciamik selama kuartal I 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang kuartalI 2019 tak hanya bank-bank besar yang menikmati kinerja cemerlang. Beberapa bank kecil di kelas Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 1 dengan modal inti di bawah Rp 1 triliun, dan BUKU 2 dengan modal inti antara Rp 1 triliun- Rp 5 triliun juga mencatat kinerja ciamik.

Dari penelusuran Kontan.co.id, di kelas BUKU 1, ada PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) yang paling cuan sepanjang kuartal I 2019 dengan meraih laba bersih Rp 12,41 miliar. Memang, secara tahunan (yoy) capaian tersebut anjlok 55,40% dari periode sama 2018 yang mencapai Rp 27,83 miliar.

Namun, jika melihat kinerja perseroan di akhir tahun 2018 lalu, kinerja BBYB hingga Maret 2019 ini cukup baik. mengingat pada akhir 2018 lalu, perseroan justru mencatat rugi bersih Rp 136,98 miliar.


“Tahun lalu kami mencadangkan CKPN sangat besar sebagai akibat peningkatan NPL. Dengan perubahan manajemen, penguatan permodalan dengan adanya strategic investor dan program digitalisasi serta transformasi bisnis kami optimistis untuk terus tumbuh,” kata Direktur Utama Bank Yudha Bhakti Denny N. Mahmuradi kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Capaian ini didapatkan perseroan lantaran mampu membenahi beberapa rasio keuangannya dibandingkan akhir tahun lalu. Misalnya return of asset (RoE) sebesar 1,65% dibandingkan akhir 2018 lalu yang negatif 2,83%. Kemudian return of equity (RoE) 14,57% dibandingkan akhir 2018 yang negatif 22,73%.

Ditambah efisiensi yang dilakukan perseroan turut menurunkan biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) menjadi 91,13% dibandingkan akhir 2018 sebesar 122,97%.

Meski demikian, marjin bunga bersih (NIM) perseroan memang melambat di level 4,73% dibandingkan akhir 2018 sebesar 5,99%, atau kuartal 1/2018 sebesar 6,75%. Ini akibat pernyaluran kredit perseroan yang belum terakselerasi sepenuhnya. hingga akhir Maret 2019, perseroan cuma menyalurkan kredit Rp 3,89 triliun. melorot 1,26% (ytd) dibandingkan akhir 2018 senilai Rp 3,94 triliun. Pun anjlok 3,23% (yoy) dibandingkan Maret 2018 senilai Rp 4,02 triliun.

Sementara penghimpunan dana pihak ketiga perseroan hingga akhir MAret 2019 mencapai Rp 3,92 triliun, tumbuh 7,15 (ytd) dibandingkan akhir 2018 senilai Rp 3,66 triliun. Namun menurun 4,17% (yoy) dibandingkan Maret 2018 senilai Rp 4,09 triliun. Sedangkan nilai aset perseroan hingga Kuartal 1/2019 tercatat sebesar Rp 4,81 triliun.

Sedangkan di kelas BUKU 2 PT Bank BNI Syariah tercatat paling cuan. Sepanjang kuartal I 2019, perseroan berhasil meraih laba bersih Rp 135,35 miliar. tumbuh 43,26% (yoy) dibandingkan kuartal I 2018 senilai Rp 94,48 miliar. Kenaikan laba bersih ini didorong oleh kenaikan pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang naik 18,6% (yoy) menjadi Rp 743,35 miliar dari Rp 626.28 miliar pada kuartal 1/2018.

Sampai kuartal I 2019 BNI Syariah juga mencatat pembiayaan Rp 29,4 triliun, tumbuh 23,9% (yoy) dibandingkan kuartal 1/2018 senilai Rp 23,7 triliun. Pertumbuhan yang signifikan ini ditopang oleh segmen komersial yang mencatat pertumbuhan 73,7% (yoy) menjadi Rp 7,79 triliun hingga akhir Maret 2019. Sementara segmen mikro tumbuh 17,32% (yoy) menjadi Rp 1,5 triliun, kemudian diikuti segmen SME dengan realisasi Rp 5,5 triliun dengan pertumbuhan 13,04% (yoy).

Direktur Utama BNI Syariah menyatakan,capaian kinerja mumpuni perseroan juga ditopang dari perbaikan aset pembiayaan, hingga efisiensi. Tercatat rasio pembiayaan bermasalah (NPF Gross) perseroan berada di level 2,90%, turun dibandingkan posisi Maret 2018 sebesar 3,18%. BOPO juga berhasil ditekan cukup dignifikan hingga 82,96% dibandingkan kuartal 1/2018 sebesar 86,53%.

"Sampai akhir 2019, BNI Syariah menargetkan laba bersih naik 108,8% secara yoy. Selain itu pembiayaan sampai akhir 2019 ditargetkan naik 23,75% yoy. NPF sampai akhir 2019 juga ditargetkan membaik dari realisasi akhir 2018 sebesar 2,93%," kata Firman kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Target ini pun disebut Firman akan berupaya dicapai perseroan seiring target perseroan untuk Neil keels ke BUKU 3. Hingga Maret 2019, BNI Syariah tercatat masih memiliki modal inti senilai Rp 4,27 triliun. Butuh sekitar Rp 730 miliar lagi punya modal inti Rp 5 triliun.

Ikhtiar naik kelas BUKU ini akan diwujudkan perseroan dengan bantuan induknya: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100 ini, ) yang akan mengalihkan aset-asetnya di Aceh ke BNI Syariah seiring berlakunya Qanun 11/2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Dalam ketentuannya, tiga tahun setelah beleid syariah ini sah, seluruh lembaga jasa keuangan (LJK) di Provinsi Aceh mesti menganut prinsip syariah.

“Dengan target Laba di atau Rp 600 miliar hingga akhir tahun, ditambah laba ditahan dan inbreng setoran modal dari induk kami optimistis bisa naik BUKU 3 tahun ini,” lanjut Firman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli