Ini Bank-bank Pencetak Pertumbuhan Kredit Tertinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi kredit perbankan tahun ini semakin menggeliat di tengah mulia pulihnya aktivitas ekonomi dari dampak pandemi Covid-19. Secara industri, kredit perbankan per Oktober 2022 tumbuh 11,95% secara year on year (YoY). Itu meningkat dari pertumbuhan kredit bulan sebelumnya yang tercatat 11%.

Per Oktober 2022, Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan sebesar 11,95% secara tahunan, ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan hampir seluruh sektor ekonomi. Capaian tersebut meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 11% YoY.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2022 jajaran 12 bank terbesar di Tanah Air, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) merupakan bank pencetak pertumbuhan kredit paling tinggi, lalu disusul PT Bank Central Asia Tbk (BCA), OCBC NISP, dan CIMB Niaga.


Bank Mandiri membukukan kredit secara konsolidasi sebesar Rp 1.167,5 triliun per September 2022. Ini tumbuh sebesar 14,25% dari periode yang sama tahun lalu. Selain pertumbuhannya lebih tinggi, oustanding kredit bank pelat merah ini juga merupakan yang terbesar di Indonesia.

Pertubuhan kredit Bank Mandiri ini terutama ditopang anak usahanya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yang mencatatkan pertumbuhan pembiayaan 22,35% YoY menjadi Rp 199,82 triliun dari Rp 163,31 triliun pada kuartal III 2021.

Sementara BCA menorehkan pertumbuhan kredit 12,6% YoY menjadi Rp 681,98 triliun per September 2022, Bank OCBC NISP tumbuh 12,1% menjadi Rp 131,16 triliun, dan Bank CIMB Niaga naik 10% YoY menjadi Rp 194,65 triliun.

Baca Juga: Kredit Ditargetkan Tumbuh 9%-11%, Simak Target Bisnis Bank BRI Hingga Akhir 2022

Selanjutnya, ada Bank Danamon dan Maybank Indonesia yang sama-sama mencatatkan pertumbuhan kredit 9,5% YoY menjadi masing-masing Rp 116,1 triliun dan Rp 111,4 triliun.

Adapun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sebagai bank keempat terbesar di Tanah Air dari sisi aset mencatatkan kredit tumbuh 9,1% YoY dari Rp 570,6 triliun menjadi Rp 622,6 triliun. Bank beraset terbesar kedua, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menorehkan pertumbuhan kredit sebesar 7,9% YoY menjadi Rp 1.111,47 triliun per September 2022.

Sedangkan Bank Permata mencatat kenaikan kredit 7,82% YoY jadi Rp 116,.92 triliun, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tumbuh 7,18% YoY jadi Rp 289,69 triliun, dan Bank Panin tumbuh 4,9% YoY menjadi Rp 130,6 triliun.

Tahun depan, BI memproyeksikan kredit perbankan tumbuh pada kisaran 9,5%-11,5% tahun 2023. Target itu sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan sebesar 4,37% pada tahun depan.

Gubernur BI Perry Warjiyo  menyampaikan, bauran kebijakan BI akan tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian saat ini dan tahun depan.

"Kebijakan moneter akan tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas, sementara empat kebijakan lainnya, yaitu makro prudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta ekonomi dan keuangan yang inklusif," katanya, Selasa (22/11).

Terkhusus kebijakan makro prudensial, BI akan mengarahkannya untuk mendorong intermediasi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan.

Adapun BRI optimistis masih bisa terus melakukan ekspansi kredit secara berkelanjutan. Tahun depan, bank ini  menargetkan kredit tahun depan tumbuh di kisaran 9%-11%.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, target tersebut sangat besar buat BRI, mengingat outstanding kredit BRI secara grup saat ini sudah mencapai Rp 1.111,4 triliun. Untuk mencapai 10% saja, BRI harus menumbuhkan kredit Rp 111 triliun.

Namun, menurutnya, target tersebut masih realistis. Pasalnya dalam untuk bisa tumbuh secara berkelanjutan, perbankan membutuhkan empat syarat dan semua dipenuhi BRI.

"Pertama, bank harus jelas sumber pertumbuhan barunya. BRI memenuhi itu karena sudah ada holding ultra mikro sebagai sumber pertumbuhan baru," kata Sunarso, Rabu (16/11).

Pertumbuhan kredit BRI hingga kuartal III ditopang oleh segmen UMKM.  Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat meningkat sebesar 9,83% YoY dari Rp.852,12 triliun di akhir September 2021 menjadi Rp 935,86 triliun di akhir September 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,20%

Portofolio kredit segmen mikro BRI tercatat tumbuh 14,12% YoY, segmen konsumer tumbuh 7,55% YoY, segmen kecil & menengah tumbuh 2,89% YoY, dan segmen korporasi kontraksi 1,24% YoY, dimana hal tersebut selaras dengan upaya BRI untuk terus meningkatkan porsi kredit UMKM hingga mencapai 85%.

Komitmen BRI untuk terus memperbesar porsi pembiayaan kepada segmen UMKM merupakan bukti nyata BRI untuk terus mendorong pemulihan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.

"Peran aktif BRI dengan memberdayakan dan mendorong UMKM untuk terus tumbuh maka akan membuka dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mengingat 97% lapangan pekerjaan di Indonesia berasal dari segmen UMKM," kata Sunarso.

Baca Juga: Kredit ke Sektor Tekstil Masuk Perhatian Khusus, Perbankan Siapkan Pencadangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat