KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi perbankan semakin meningkat di tengah kondisi ekonomi yang mulai pulih dari dampak pandemi Covid-19. Laju pertumbuhan kredit perbankan di Tanah Air terus meningkat hingga Juli 2022. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit industri perbankan tumbuh 10,71% pada Juli secara
year on year (YoY). Ini merupakan bulan kedua berturut-turut kredit perbankan tumbuh dua digit. Di Juni, kredit tumbuh 10,66%. Sedangkan bulan Mei tumbuh 9,03%. "Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh dari segmen debitur korporasi dengan pertumbuhan 12,42%," kata Mahendra Siregar Ketua Dewan Komisioner OJK dalam paparan virtualnya dikutip Minggu (4/9). Adapun segmen Usaha Mikro Keci dan Menengah (UMKM) tumbuh 10,87% dan segmen konsumsi tumbuh 7,68%.
Baca Juga: Perbankan Mulai Kembangkan Produk Simpanan Hijau Dari sisi jenis penggunaannya, pertumbuhan terutama ditopang Kredit Modal Kerja (KMK) yang tumbuh 13,05%. Kredit investasi baru tercatat tumbuh 9,98% dan kredit konsumsi 7,6%. Adapun sektor yang mengalami pertumbuhan kredit berasal dari pertambangan yang melonjak 47,9%, sektor pengolahan tumbuh 16,9%, sektor pertanian meningkat 11,75%, sektor tranportasi tumbuh 9,9%, sektor rumah tangga naik 7,89% dan perdagangan besar tumbuh 7,35%. Merujuk laporan bulanan bank-bank beraset besar, sebagian besar sudah mencetak pertumbuhan kredit dua digit secara bank
only hingga Juli 2022. Tertinggi ditorehkan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yakni tumbuh 12,9% YoY jadi Rp 658,6 triliun. Bank Mandiri mencetak pertumbuhan 11,38% jadi Rp 894,4 triliun, Bank Danamon tumbuh 11,5% ke Rp 115,8 triliun, Bank Permata meningkat 11,69% jadi Rp 135 triliun, BTPN tumbuh 12,4% hingga Rp 138 triliun, dan OCBC NISP mencetak kenaikan 11,7% menjadi Rp 128 triliun.
Baca Juga: Gaji Pegawai Bank Tinggi, Besar Mana, Rata-Rata Gaji Karyawan BCA atau Bank Jago? Adapun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) baru mencatat pertumbuhan satu digit yakni sebesar 9,34% menjadi Rp 996,9 triliun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tumbuh 7,45% ke Rp 605 triliun, Bank CIMB Niaga tumbuh 7,68% menjadi Rp 182,2 triliun, dan Bank Panin tumbuh 4,45% mencapai Rp 114,2 triliun. Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA mengatakan, pertumbuhan kredit yang ditorehkan BCA jauh di atas ekspektasi managemen, terutama segmen korporasi yang tumbuhnay hingga 19,2% hingga Juni 2022. "Kami harapkan ke depan, kredit ini terus benar-benar membaik karena Covid-19 sudah bisa dikatakan membaik. Sekarang kami sedang mengamati performa nasabah. KMK dipastikan serta merta membaik karena harga pokok penjualan dan logistik transfortasi naik semua. Jadi untuk produksi unit yang sama biayanya naik, dan buat bank ini positif asal kredit benar-benar dipakai untuk
core bisnisnya," jelas Jahja baru-baru ini. Sementara potensi permintaan kredit baru dia perkirakan masih besar dari sektor telekomunikasi, perkebunan dan infrastruktur. Jahja melihat pemerintah akan menggenjot proyek infrastruktur pada semester II tahun ini. Hal ini menjadi kesempatan yang baik bagi bank-bank besar seperti BCA karena tidak banyak bank berani masuk ke proyek infrastruktur. Pertumbuhan kredit konsumer BCA juga diperkirakan akan terus berlanjut. Oleh karena itu, BCA berencana kembali menggelar pameran atau expo untuk menyediakan kesempatan bagai nasabha untuk mendapatkan kredit kendaraan bermotor dengan bunga yang terjangkau. Jahja bilang, dengan biaya dana BCA yang rendah, pihaknya berani memberikan bunga kredit yang tetap rendah meskipun tahun depan tren bunga akan semakin naik.
Baca Juga: BTN Dukung Pembiayaan KPR Terjangkau Bagi Dosen Jahja menambahkan, pertumbuhan kredit korporasi yang pesat ini akan membawa dampak positif ke segmen lain, karena ini akan mendorong aliran kebutuhan kredit dari hulu ke hilir. "Kalau permintaan penjualan korporasi ini besar maka itu akan diserap oleh agen utama, lalu kemudian turun ke sub agen dan selanjutnya turun ke UMKM. Begitupula dengan KPR. Kalau ini naik akan berdampak pada sektor lain karena properti itu sangat terkait dengan banyak industri lain," jelasnya.
Sementara, Rudy As Aturridha, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri menjelaskan, pertumbuhan kredit perseroan yang tumbuh 11,38% per Juli, disokong oleh segmen wholesale banking yang tumbuh 10,8% YoY. Dari segmen
wholesale itu, kredit korporasi tercatat tumbuh 7,7% Bank Mandiri memperkirakan pencairan kredit korporasi masih akan positif karena ekonomi terus melanjutkan proses pemulihannya. "Terutama pada sektor-sektor yang masih mencatatkan perbaikan seperti perkebunan, telekomunikasi dan
fast moving consumer goods (FMCG)," pungkas Rudy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto