KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank dari jajaran 10 besar dari sisi aset telah merilis kinerja keuangan tahun 2021. Dari enam bank yang sudah melaporkan keuangannya, semua masih mencatat pertumbuhan aset meskipun tantangan di tengah pandemi Covid-19 cukup besar. Dari jajaran bank-bank tesebut, PT Bank Mandiri Tbk masih tetap menduduki posisi sebagai bank dengan aset terbesar di Tanah Air. Bank ini membukukan aset pada akhir 2021 sebesar Rp 1.725,6 triliun atau tumbuh 11,9% dari Rp 1.541 triliun pada tahun 2020. Itu sudah memperhitungkan konsolidasi dengan PT Bank Syariah Indonesia (BSI). Tanpa konsolidasi BSI yang merupakan hasil merger dari tiga bank syariah pelat merah pada 1 Februari 2021, aset Bank Mandiri per akhir 2020 masih Rp 1.429,3 triliun.
Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) masih tetap berada di posisi kedua dengan total aset Rp 1.678 triliun. Walaupun ada pembentukan holding ultra mikro dimana Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian telah dimerger ke bank ini, aset konsolidasi BRI hanya tumbuh 4,2% tahun 2021. BRI belum bisa mengembalikan posisinya sebagai jawara aset usai anak usaha syariahnya merger ke BSI. Keuangan BSI dikonsolidasikan ke Bank Mandiri sebagai pemegang saham terbesar bank syariah tersebut. Selisih aset BRI dan Bank Mandiri mencapai sekitar Rp 47,5 triliun.
Baca Juga: OJK: Hanya 5% dari Restrukturisasi Kredit yang Akan Jadi NPL PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mencatat pertumbuhan aset 14,2% secara year on year (yoy) jadi Rp 1.288 triliun menduduki posisi ketiga dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang menorehkan kenaiakan aset 14,9% ke Rp 964,8 triliun ada di urutan keempat. Tahun ini, BRI optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan aset secara konsolidasi tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021. "Pertumbuhan aset BRI ke depan akan terus didorong dari pertumbuhan pinjaman utamanya di segmen ultra mikro, mikro, kecil dan menengah," kata Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI kepada KONTAN, Selasa (15/2). Sedangkan aset non kredit diproyeksikan akan tumbuh lebih rendah sebagai dampak dari pembiayaan kepada segmen Ultra Mikro dan UMKM . Hal ini merupakan upaya BRI dalam melakukan optimalisasi portofolio untuk memaksimalkan profit. Namun, Aestika tak menjawab apakah BRI akan kembali merebut posisi sebagai bank dengan aset terbesar di Tanah Air dengan adanya holding ultra mikro. Tahun ini, BRI menargetkan kredit tumbuh sekitar 8%-10%. Dalam mendorong pertumbuhan aset ini, BRI akan fokus pada kualitas aset sebagai upaya perseroan untuk menjaga fundamental dan keberlanjutan usaha. "Fokus utama kami adalah pada kualitas kredit (LAR), peningkatan success rate restrukturisasi kredit, serta pengendalian biaya CKPN," tegasnya. Sedangkan BCA tidak memasang target spesifik untuk pertumbuhan aset tahun ini. Namun, bank ini berharap geliat industri secara keseluruhan akan segera pulih sejalan dengan berbagai kebijakan pemerintah, regulator, dan otoritas perbankan agar aset bisa tumbuh. "Kami berkomitmen untuk mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan serta terus memperkuat ekosistem digital guna memberikan layanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan nasabah," kata EVP Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA Hera F. Haryn Tahun ini, BCA menargetkan kredit tumbuh dikisaran 6%-8%. Adapun pertumbuhan aset perseroan tahun lalu didorong oleh pertumbuhan DPK 16,1% dan kredit 8,2%. Selain ekspansi secara organik, BCA melalui anak modal venturanya, Central Capital Ventura (CCV), terus melakukan investasi di perusahaan rintisan, fintech, insurtech, perusahaan berbasis Artificial Intelligence, cybersecurity, dan wealth management. Hanya, saja Hera tak menyebut seberapa besar CCV ini bisa membantu mendorong pertumbuhan aset. Adapun portofolio yang dimiliki oleh CCV hingga saat ini diantaranya OY!, Qoala, Airwallex, KlikAcc, Akseleran, Agate, Sinbad, Railsbank, Wallex, Element, 6Estates, Bambu, Pomona, Silot, Julo, GPN, Ceesuite, dan Impact Credit Solutions. Hera bilang, ke depannya, perseroan berharap kinerja dari CCV ini terus berkembang untuk mendukung bisnis digital BCA.
Baca Juga: Bank-bank Eropa Masih Menyediakan Fasilitas Miliaran Dollar Untuk Ekspansi Migas Sedangkan BTN akan berupaya mempertahankan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan dimana aset tahun ini dibidik tumbuh sekitar 7%-9% atau lebih tinggi dari tahun 2021 yang tumbuh 2,9%. Haru Koesmahargyo Direktur Utama BTN mengatakan, pertumbuhan aset ini akan didorong oleh peningkatan kredit sebesar 9%-11% yoy dan diimbangi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga di rentang yang sama. "Dalam memperbesar aset, BTN lebih fokus pada pertumbuhan earning asset khususnya kredit, dengan fitur yang lebih menarik dan fleksible seperti dengan adanya fitur GPM (graduated payment mortgage) yang cicilannya disesuaikan dengan perningkatan penghasilan nasabah," pungkas Haru. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi