KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank tetap menjaga efisiensi dalam menjalankan operasional bisnisnya sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Hal ini terlihat dari rasio biaya terhadap pendapatan atau
cost to income ratio (CIR) yang berada di posisi ideal. Untuk diketahui, semakin kecil CIR menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya. Sebagai informasi, parameter untuk melihat bank yang sehat, yakni rasio biaya terhadap pendapatan yang ideal biasanya berada di bawah 50%. Namun, rasio antara 50%-60% masih dapat diterima untuk bank ritel. Sementara untuk mengukur efisiensi Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang ideal berada di kisaran maksimal 96%. Namun CIR dianggap yang lebih akurat dalam mengukur efisiensi perbankan, karena tidak dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya biaya pencadangan.
Baca Juga: Kredit Tumbuh Pesat, Begini Rekomendasi Saham Bank Mandiri (BMRI) Berdasarkan catatan kontan, bank paling efisien di posisi pertama adalah Bank Central Asia (BCA), dimana CIR bank ini tercatat sebesar 30,36% per September 2024. Angka tersebut turun dari posisi di periode sama tahun lalu yang sebesar 33,08%. Sejalan dengan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga ikut turun dari 43,79% menjadi 41,22% per September 2024. EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn mengatakan, penurunan CIR BCA sejalan dengan optimalisasi layanan transaksi perbankan digital dan transaksi nontunai serta berbagai upaya lainnya. “Kami berupaya menjaga CIR tidak terlalu berbeda dengan setahun sebelumnya. BCA senantiasa menjaga keseimbangan antara
income, biaya operasional, dan kebutuhan investasi berkelanjutan,” ungkap Hera kepada Kontan.co.id, Selasa (5/11). Di posisi kedua ada Bank Mandiri yang mencatatkan penurunan CIR dari 33,94% di September 2023 menjadi 32,12% di September 2024. Namun BOPO nya terlihat meningkat dari 52,92% ke 54,68% di September 2024. Selanjutnya ada BRI yang mencatatkan penurunan CIR tipis dari 37,63% di kuartal III-2023 menjadi 37,58% di kuartal III-2024. Adapun BOPO nya meningkat dari 64,77% menjadi 67,85% di kuartal III-2024. Sebagai informasi, secara umum naiknya rasio BOPO disebabkan berbagai hal selain dana pencadangan yang naik, juga disebabkan oleh naiknya beban bunga hingga biaya promosi.
Baca Juga: Tak Lagi Merugi, Bank Neo Commerce (BBYB) Cetak Laba Rp Rp 4,06 Miliar Beban bunga yang ditanggung BMRI naik 37,8% dari Rp 26,14 triliun menjadi Rp 36,03 triliun pada kuartal III-2024. Secara konsolidasi biaya promosinya juga naik dari Rp 1,46 triliun menjadi Rp 1,58 triliun pada September 2024. Adapun beban bunga yang di tanggung BRI naik 40,2% yoy dari Rp 30,69 triliun menjadi Rp 43,03 triliun di kuartal III-2024. Secara konsolidasi, beban promosinya naik dari Rp 1,59 triliun menjadi Rp 1,76 triliun. Sementara Bank CIMB Niaga terlihat mencatatkan penurunan CIR dari 44,22% per September 2023, menjadi 43,63% per September 2024. Sejalan dengan itu, BOPO nya pun susut dari 73,58% menjadi 72,85%. Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, rasio CIR yang sehat dikarenakan pihaknya berinvestasi di digitalisasi sejak beberapa tahun terakhir. "Hal ini menghasilkan efisiensi dari sisi penambahan transaksi digital,porsi lebih banyak sehingga biaya per transaksi menjadi lebih murah. Juga automasi yang terjadi karena digitalisasi," ujar Lani Selain itu,
cost management juga disebut Lani ketat dengan filter
financial yang di-
manage. Ke depan, pihaknya akan terus berinvestasi di
further digitalisasi dengan Gen AI agar produktivitas bisa meningkat.
"
Guidance untuk CIR tetap di bawah 45% sampai akhir tahun ini," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi