Ini berbagai sentimen yang mempengaruhi IHSG Senin besok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan depan pelaku pasar bakal dihadapkan pada berbagai tantangan dan sentimen yang berkembang. Tentunya, kondisi tersebut bakal berpengaruh pada arah investor dalam menentukan investasinya sepekan ke depan.

Beberapa sentimen bakal menjadi sorotan, baik itu sentimen eksternal maupun domestik. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, secara teknikal pekan ini indeks sudah menunjukkan oversold, sehingga ada kecenderungan pekan depan indeks akan menguat.

Pada penutupan perdagangan Jumat (14/9) lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diakhiri naik 1,25% ke level 5.931.


Dari domestik, laporan neraca perdagangan yang bakal dirilis awal pekan depan diperkirakan defisitnya tidak terlalu signifikan. Apalagi, upaya pemerintah untuk mengurangi ketegangan pelemahan nilai tukar rupiah dengan menaikkan pajak penghasilan perusahaan (PPh) Impor, cukup disambut positif oleh pasar.

Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (17/9) besok, akan mengumumkan data neraca dagang Agustus. Meski masih defisit, Bank Indonesia meyakini, kondisinya lebih baik ketimbang Juli yang defisit US$ 2,03 miliar.

"Jadi data neraca perdagangan di atas ekspektasi, terlebih stabilitas nilai tukar rupiah ke depan bisa jadi sentimen tambahan," ujar Nafan kepada Kontan, Jumat (14/9).

Sedangkan dari sentimen eksternal, ada Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang berencana menaikkan suku bunga acuannya di pekan depan. Namun, jika menilik dari kondisi makro ekonomi AS di mana inflasi negara tersebut turun, begitu juga dengan penjualan ritel yang diperkirakan turun, maka kenaikan Fed Fund Rate (FFR) diproyeksikan tidak terlalu signifikan.

"Namun, sentimen kenaikan suku bunga The Fed tetap perlu dicermati oleh pelaku pasar, meskipun sudah diantisipasi oleh sebagian besar pihak," ungkapnya.

Sementara itu, sentimen perang dagang untuk pekan depan dirasa sudah mulai mereda. Sembari menunggu waktu pertemuan AS dengan China untuk merundingkan perdagangan kedua negara tersebut.

Selain itu, pekan depan OPEC juga akan melakukan pertemuan di Aljazair untuk membahas supply minyak global yang kini dalam kondisi kekurangan akibat krisis finansial di beberapa negara dan penerapan embargo.

"Kondisi itu lantas membuat negara enggak mampu produksi, sehingga OPEC harus menaikkan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan global," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia