Ini berita terpopuler sepekan terakhir



Lippo Tantang Cinema 21

JAKARTA. Selama ini, Grup Cinema 21 masih merajai bisnis bioskop di tanah air. Namun, tahun depan Cinema 21 akan bertemu pesaing lebih serius, yakni Grup Lippo di bisnis bioskop. "Tepatnya mulai Februari 2014," ungkap Theo L. Sambuaga, Presiden Direktur Grup Lippo, kepada KONTAN.

Langkah pertama yang dilakukan oleh Grup Lippo adalah tidak memperpanjang kontrak penyewaan ruangan untuk bioskop lain di pusat perbelanjaan miliknya. Ada beberapa kontrak ruang bioskop Cinema 21 di mal milik Lippo Malls, anak usaha Grup Lippo, yang berakhir sekitar Februari tahun depan.


Nah, Lippo akan memanfaatkan ruang yang ditinggalkan Cinema 21 untuk memulai bisnis bioskop sendiri. Theo menghitung, ada sekitar 40 mal milik Lippo yang bisa dipakai untuk bisnis bioskop.

Soal pasokan film yang menjadi nyawa dari bisnis ini, Grup Lippo akan mendatangkan film-film dari Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lain, seperti China dan Korea Selatan. Untuk strategi ini, Lippo sudah punya jaringan bisnis yang cukup kuat, terutama di China.

Andrie Indradie, Adisti, Merlinda

Berinvestasi dan Sadar Risiko

Setiap investasi pasti mengandung risiko, apapun instrumennya. Rheza Karyanto, Assistant Vice President Head of Investment, Bancassurance, and Treasury Product Commonwealty Bank Indonesia memberi tips agar investor siap menghadapi risiko.

Pertama, kenali profil anda untuk memilih instrumen yang tepat. Kedua, pertimbangkan perusahaan investasi yang sudah jelas. Ketiga, ketahui sebab akibat munculnya risiko. Keempat, pilih produk sesuai tujuan. Kelima, sebar risikonya.

Amailia Putri Hasniawati

Ical Beli Lahan Lapindo

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) atau Ical akan membeli seluruh tanah yang terkena dampak dari semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Ical akan menuntaskan membayar seluruh lahan milik warga tersebut sebelum pemilu 2014 dilakukan.

Barratut Taqqiyah, kompas.com

Kurangi Aset Berisiko di 2014

Kondisi ekonomi domestik dan global di sepanjang tahun ini bak rollercoaster.  Lantas bagaimana nasib instrumen-instrumen investasi andalan di tahun depan? Direktur PT Infovesta Utama, Parto Kawito mengatakan, memasuki tahun politik di 2014, aset-aset berisiko sebaiknya dijaga dengan porsi tidak melebihi separuh portofolio.

Volatilitas harga yang tinggi akan berlanjut tahun depan. Sementara, instrumen investasi emas belum akan bersinar. "Jika stimulus moneter AS benar-benar dipangkas,harga emas akan makin tertekan,"ujar Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures.

Wahyu Satriani, Dina Farisah

IHSG Akhir Tahun

Segelintir analis memprediksi IHSG justru akan ditutup pada level 4.000. Salah satunya adalah Head of Research Mandiri Sekuritas, John Rachmat. Targetnya, di akhir tahun IHSG di level 4.000. Alasannya, karena suku bunga acuan (BI rate) yang dinaikkan 25 basis poin menjadi 7,5%.

Dityasa H. Forddata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini