JAKARTA. Bank Permata Tbk memperkirakan potensi penurunan harga minyak dibawah US$ 30 per barrel akan membuat beberapa kreditur minyak mengalami penyesuaian jadwal pembayaran. Alasannya, beberapa proyek mengalami penyesuaian harga. Namun, manajemen bank berkode BNLI ini melihat potensi naiknya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) relatif kecil. Pasalnya, sampai saat ini Bank Permata tidak mempunyai eksposure langsung terhadap ladang dan sumur minyak. Direktur Wholesale Bangking PermataBank Anita Siswadi menjelaskan, perusahaan hanya memiliki eksposure kepada sektor pendukung industri minyak dan gas seperti kontraktor, sewa tanker jangka panjang dan dari pemiliki project minyak terkemuka. Jumlah eksposure tidak langsung ini masih di bawah 2% dari total kredit.
Ini cara Bank Permata tekan NPL dari kredit migas
JAKARTA. Bank Permata Tbk memperkirakan potensi penurunan harga minyak dibawah US$ 30 per barrel akan membuat beberapa kreditur minyak mengalami penyesuaian jadwal pembayaran. Alasannya, beberapa proyek mengalami penyesuaian harga. Namun, manajemen bank berkode BNLI ini melihat potensi naiknya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) relatif kecil. Pasalnya, sampai saat ini Bank Permata tidak mempunyai eksposure langsung terhadap ladang dan sumur minyak. Direktur Wholesale Bangking PermataBank Anita Siswadi menjelaskan, perusahaan hanya memiliki eksposure kepada sektor pendukung industri minyak dan gas seperti kontraktor, sewa tanker jangka panjang dan dari pemiliki project minyak terkemuka. Jumlah eksposure tidak langsung ini masih di bawah 2% dari total kredit.