JAKARTA. Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan penurunan pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) gross hingga di bawah 6% pada akhir tahun ini. Untuk itu, BSM menargetkan penagihan terhadap pembiayaan bermasalah sebesar Rp 400 miliar pada tahun ini. Menurut Agus Sudiarto, Direktur Utama BSM, pihaknya akan melakukan sejumlah terobosan di bidang pembiayaan. Mulai pembenahan proses bisnis, penguatan manajemen risiko, pengendalian internal, pengembangan bisnis, hingga pemulihan aset. "Kami sudah memetakan nasabah yang pembiayaannya bermasalah sekaligus mengelola nasabah yang kolektibilitas pembiayaannya berpotensi jatuh," kata Agus dalam keterangan resmi, Minggu (22/3). BSM tahun ini menargetkan bisa menagih pembiayaan bermasalah sekitar Rp 400 miliar. Agus menegaskan bahwa BSM serius mengelola nasabah yang kolektibilitas pembiayaannya berpotensi turun.” Manajemen BSM juga telah memetakan nasabah pembiayaan yang bermasalah menjadi empat kelompok. Pertama, nasabah yang cenderung turun karena teknikal, yakni arus kasnya (cashflow) tidak matching dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Kedua, nasabah yang telah direstrukturisasi. Ketiga, nasabah yang berpotensi masuk program restrukturisasi.
Ini cara BSM kurangi pembiayaan bermasalah
JAKARTA. Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan penurunan pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) gross hingga di bawah 6% pada akhir tahun ini. Untuk itu, BSM menargetkan penagihan terhadap pembiayaan bermasalah sebesar Rp 400 miliar pada tahun ini. Menurut Agus Sudiarto, Direktur Utama BSM, pihaknya akan melakukan sejumlah terobosan di bidang pembiayaan. Mulai pembenahan proses bisnis, penguatan manajemen risiko, pengendalian internal, pengembangan bisnis, hingga pemulihan aset. "Kami sudah memetakan nasabah yang pembiayaannya bermasalah sekaligus mengelola nasabah yang kolektibilitas pembiayaannya berpotensi jatuh," kata Agus dalam keterangan resmi, Minggu (22/3). BSM tahun ini menargetkan bisa menagih pembiayaan bermasalah sekitar Rp 400 miliar. Agus menegaskan bahwa BSM serius mengelola nasabah yang kolektibilitas pembiayaannya berpotensi turun.” Manajemen BSM juga telah memetakan nasabah pembiayaan yang bermasalah menjadi empat kelompok. Pertama, nasabah yang cenderung turun karena teknikal, yakni arus kasnya (cashflow) tidak matching dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Kedua, nasabah yang telah direstrukturisasi. Ketiga, nasabah yang berpotensi masuk program restrukturisasi.