JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berusaha untuk melakukan efisiensi produksi nikelnya di Indonesia. Hal tersebut dilakukan guna menekan biaya produksi saat harga nikel turun seperti yang terjadi belakangan ini. Febriany, Direktur Keuangan INCO menjelaskan, komponen terbesar dari biaya produksi adalah pengeluaran untuk bahan bakar minyak (BBM) dan pelumas. Porsi tersebut menghabiskan 39% dari biaya produksi. "Kami ingin konversi yang tadinya BBM ke batubara. Selain itu juga mengurangi high sulphur fuel oil (HSFO) ke batubara," ujar Febriany, Selasa (26/11). Dia bilang selama ini komponen HSFO diimpor yang tentunya terbebani nilai tukar.
Ini cara INCO memangkas biaya produksi tambang
JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berusaha untuk melakukan efisiensi produksi nikelnya di Indonesia. Hal tersebut dilakukan guna menekan biaya produksi saat harga nikel turun seperti yang terjadi belakangan ini. Febriany, Direktur Keuangan INCO menjelaskan, komponen terbesar dari biaya produksi adalah pengeluaran untuk bahan bakar minyak (BBM) dan pelumas. Porsi tersebut menghabiskan 39% dari biaya produksi. "Kami ingin konversi yang tadinya BBM ke batubara. Selain itu juga mengurangi high sulphur fuel oil (HSFO) ke batubara," ujar Febriany, Selasa (26/11). Dia bilang selama ini komponen HSFO diimpor yang tentunya terbebani nilai tukar.