KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona (Covid-19) turut membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah. Beberapa emiten pun melakukan strategi guna mengantisipasi pelemahan nilai tukar rupiah. Salah satunya adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah turut berdampak pada kenaikan biaya produksi. Sebab, Antonius mengaku sebagian besar biaya produksi mengacu pada mata uang dolar AS. Salah satunya adalah bahan bakar, yakni batubara yang dibeli menggunakan acuan dolar AS. Melansir laporan keuangan INTP per 31 Desember 2019, emiten semen ini membukukan beban bahan bakar dan listrik senilai Rp 4,2 triliun atau 41% dari total beban pokok pendapatan yang mencapai Rp 10,43 triliun.
Ini cara Indocement (INTP) mempertahankan margin di tengah pelemahan rupiah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona (Covid-19) turut membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah. Beberapa emiten pun melakukan strategi guna mengantisipasi pelemahan nilai tukar rupiah. Salah satunya adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah turut berdampak pada kenaikan biaya produksi. Sebab, Antonius mengaku sebagian besar biaya produksi mengacu pada mata uang dolar AS. Salah satunya adalah bahan bakar, yakni batubara yang dibeli menggunakan acuan dolar AS. Melansir laporan keuangan INTP per 31 Desember 2019, emiten semen ini membukukan beban bahan bakar dan listrik senilai Rp 4,2 triliun atau 41% dari total beban pokok pendapatan yang mencapai Rp 10,43 triliun.