Ini cara Pertamina menyulap sampah menjadi listrik



JAKARTA. PT Pertamina (Persero) berencana membangun Pembangkit Listrik berbasis sampah perkotaan di Bantargebang, Bekasi. Pembangkit energi hijau tersebut memiliki kapasitas 120 MW dengan investasi US$ 180 juta.

Rencananya, proyek tersebut ditandai dengan penandatanganan kesepakatan awal antara Pertamina dan PT Godang Tuajaya, selaku pengelola tempat pembuangan sampah Bantargebang pada Senin, (8/10).

Pembangkit ini akan akan memanfaatkan feedstock sebanyak 2.000 ton sampah per hari dengan kapasitas listrik terpasang sekitar 120 MW. Proyek ini akan menggunakan teknologi pengolahan biomass municipal solid waste to power yang modern, efisien, dan ramah lingkungan.


Perusahaan akan melakukan seleksi terhadap beberapa penyedia teknologi yang sudah terbukti (proven) dan memenuhi karakteristik sampah yang ada di Bantargebang dengan tingkat pemanfaatan sampah secara maksimal hingga mencapai zero waste.

“Ini membuktikan bahwa Pertamina tidak hanya fokus pada pengelolaan bisnis migas, melainkan sebagai perusahaan energi terintegrasi juga mengelola sumber-sumber energi baru dan terbarukan,” kata Hari Karyuliarto, Direktur Gas Pertamina dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (23/10).

Hari berharap, kesepakatan yang lebih mengikat dapat dilakukan awal Desember 2012. Sehingga, tahun 2014 nanti pembangkit tersebut sudah bisa beroperasi.

Berdasarkan catatan KONTAN, Pertamina bukanlah perusahaan energi pertama yang mengolah sampah menjadi di Bantargebang menjadi listrik. Saat ini, perusahaan yang sudah lebih dulu masuk mengolah sampah di Bantargebang adalah PT Navigat Organik Energy.

Navigat yang masuk ke Bantargebang sejak 2010 lalu, saat ini sudah mengoperasikan pembangkit berbasis sampah perkotaan dengan kapasitas listrik yang dihasilkan 10 MW. Kapasitas tersebut rencananya akan naik menjadi 14 MW pada tahun 2012 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri