JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berusaha melakukan efisiensi agar kinerjanya tetap mengkilat. Caranya, emiten tambang batubara ini bernegosiasi dengan kontraktor pertambangan meminta penurunan tarif. Salah satunya adalah dengan anak usaha PT United Tractors Tbk, yaitu PT Pamapersada Nusantara (Pama). Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA mengungkapkan, permintaan penurunan tarif ini tidak akan merugikan kontraktor. Pasalnya, PTBA berniat memproduksi lebih banyak batubara di tahun ini, yakni sebanyak 25 juta ton. Target ini naik 21,36% dari produksi tahun lalu yang diperkirakan 20,6 juta ton. Sekitar 45% dari produksi itu bakal diekspor ke beberapa negara seperti China, India dan Taiwan. Sementara sisanya untuk pasar domestik.Penurunan tarif ini tentu akan menguntungkan PTBA. Fajar Indra dan Purwoko Sartono, analis Panin Sekuritas dalam risetnya, 13 Februari menulis, PTBA dan Pama telah sepakat menurunkan tarif kontrak 5%. Sayangnya, Joko enggan menginformasikan lebih detail mengenai hasil negosiasi tersebut. "Kami masih negosiasi, tentunya berharap penurunannya bisa lebih dari 5%," jelas Joko.
Ini cara PTBA melakukan efisiensi
JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berusaha melakukan efisiensi agar kinerjanya tetap mengkilat. Caranya, emiten tambang batubara ini bernegosiasi dengan kontraktor pertambangan meminta penurunan tarif. Salah satunya adalah dengan anak usaha PT United Tractors Tbk, yaitu PT Pamapersada Nusantara (Pama). Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA mengungkapkan, permintaan penurunan tarif ini tidak akan merugikan kontraktor. Pasalnya, PTBA berniat memproduksi lebih banyak batubara di tahun ini, yakni sebanyak 25 juta ton. Target ini naik 21,36% dari produksi tahun lalu yang diperkirakan 20,6 juta ton. Sekitar 45% dari produksi itu bakal diekspor ke beberapa negara seperti China, India dan Taiwan. Sementara sisanya untuk pasar domestik.Penurunan tarif ini tentu akan menguntungkan PTBA. Fajar Indra dan Purwoko Sartono, analis Panin Sekuritas dalam risetnya, 13 Februari menulis, PTBA dan Pama telah sepakat menurunkan tarif kontrak 5%. Sayangnya, Joko enggan menginformasikan lebih detail mengenai hasil negosiasi tersebut. "Kami masih negosiasi, tentunya berharap penurunannya bisa lebih dari 5%," jelas Joko.