KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Sinergi Digital Tbk (
WIFI) mengenalkan layanan Internet Rakyat untuk menjangkau masyarakat kelas menengah ke bawah dengan tarif Rp 100.000 per bulan setiap pelanggan. Direktur Solusi Sinergi Digital Shannedy Ong menjelaskan, pihaknya ingin membawa internet yang terjangkau ke masyarakat menengah ke bawah dengan pengalaman pelanggan yang tinggi. Untuk bisa mencapai target tersebut, WIFI telah didukung oleh
backbone dengan fiber optik sepanjang 7.000 kilometer yang membentang dari jalan kereta Merak–Banyuwangi.
"Objektif bisnis kami sangat sederhana, yaitu menawarkan internet yang terjangkau di harga Rp 100.000 per pelanggan setiap bulannya dengan kecepatan hingga 10 Mbps," kata Shannedy, Rabu (26/2). Untuk bisa mencapai target tersebut, WIFI memiliki model bisnis kolaborasi dengan penyedia internet lokal baik di tingkat kota maupun kabupaten melalui skema
revenue sharing.
Baca Juga: Buat Internet Rakyat, Emiten Hashim, Solusi Sinergi (WIFI) Bidik 40 Juta Rumah Tangga Menurutnya, agar penetrasi internet di Indonesia lebih tinggi perlu harga yang lebih terjangkau. Dalam hitungan WIFI, total yang dikeluarkan sekitar Rp 39.660 setiap pelanggan. Dengan rinciannya,
value-added tax (VAT) sekitar Rp 9.910. Kemudian
revenue sharing dengan ISP lokal sekitar 20% atau Rp 20.000. Lalu biaya
bandwidth sekitar Rp 6.750. WIFI juga mengeluarkan biaya
operational expenditure (opex) termasuk biaya karyawan sebesar Rp 3.000. Alhasil, biaya yang dikeluarkan WIFI mencapai Rp 39.660. "Jadi kami punya EBITDA Margin 60% atau 60.000 dengan
cost leadership, memungkinkan kami menawarkan internet yang sangat terjangkau dengan merek Starlite," ucap Shannedy. Shannedy menjelaskan dengan 150.000
home connect, saat ini
take up rate eksisting WIFI mencapai 90%.
Take up rate merupakan rasio
home connect dengan
home pass yang terpasang. Contohnya, sebuah Internet Service Provider (ISP) memiliki 1.000
home pass tetapi penetrasi
home connect hanya 100. Maka
take up rate ISP tersebut hanya 10%.
Shannedy mengatakan semakin tinggi
take up rate, maka semakin tinggi efisiensi biaya dari sisi belanja modal atau
capital expenditure (capex) setiap pelanggan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News