KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memberikan beberapa catatan bagi tiga Wakil Menteri yang dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini, Kamis (18/7). Presiden Joko Widodo telah melantik tiga wakil menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM), di antaranya Thomas Djiwandono menjadi Wakil Menteri keuangan, Sudaryono menjadi Wakil Menteri Pertanian dan Yuliot menjadi Wakil Menteri Investasi. Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani mengatakan, Kementerian Keuangan menjadi posisi yang sangat disorot, karena kebijakan fiskal yang tengah menghadapi tantangan cukup rumit.
Menurutnya, sejak era pandemi, terjadi realokasi dan
refocusing dana yang mengakibatkan perjalanan para kementerian tidak seideal awal. Menurutnya, ini terus berlanjut bahkan tahun 2025 utang jatuh tempo mencapai Rp 800 triliun, yang membuat ruang fiskal semakin sempit.
Baca Juga: Thomas Djiwandono Jadi Wamenkeu II, Ini Sejumlah Tugas yang Bakal Dijalankan "Ditambah dengan program populis Prabowo Subianto berupa makan bergizi gratis memerlukan alokasi yang cukup signifikan menguras fiskal,” ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (18/7). Ajib mengungkapkan, hadirnya Thomas Djowandono menunjukkan Prabowo Subianto ingin memitigasi semua resiko fiskal sejak dini. Menurutnya, keahlian dan pengalaman Thomas akan bermanfaat dalam manajemen yang akuntabel. Berikutnya, lanjut Ajib, Kementerian Pertanian, mempunyai posisi yang istimewa, sektor agraris dan pangan ke depan akan menjadi salah satu isu sentral yang akan menjadi tumpuan ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi. “Lebih dari 27 juta rumah tangga yang hidupnya dari sektor pertanian ini. Pemerintah baru harus lebih fokus membangun ekosistem bisnis yang memberikan nilai tambah terbaik buat para pelaku usaha agraris,” terangnya. Ajib bilang, hadirnya Sudaryono, pengisi pos Wakil Menteri Pertanian merupakan sosok muda yang identik dengan ekonomi mikro dan UMKM. Ini yang diharapkan bakal memperkuat kinerja Kementan sehingga lebih fokus dengan petani dan bisa meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) secara eskalatif. Sementara itu, kata Ajib, Kementerian Investasi, menjadi salah satu kementerian yang disorot, termasuk posisi Menteri Bahlil Lahadalia yang menjadi ketua beberapa satuan tugas (satgas), dan terakhir bahkan ditunjuk menjadi Ketua Satgas Swasembada Gula dan Bioethanol. Banyaknya posisi ini menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi dari Presiden Jokowi. Namun, kata dia, kementerian ini masih mempunyai catatan, yaitu kualitas investasi yang kurang menyerap tenaga kerja. Ajib tak menampik, empat tahun terakhir capaian investasi selalu melebihi target, bahkan target tahun ini sebesar Rp 1.650 triliun optimis bisa tercapai. “Tetapi pencapaian ini tidak diiringi dengan kualitas penyerapan tenaga kerja. Tahun 2023 tercatat terserap 1,8 juta tenaga kerja, atau setara 60% dari target awal sebesar 3 juta tenaga kerja. Jumlah pengangguran yang mencapai 7 juta orang menjadi PR besar pemerintah,” kata dia. Ajib bilang, hadirnya Yuliot sebagai Wakil Menteri Investasi adalah sosok teknokrat yang sangat berpengalaman. Penguatan unsur teknokrat di Kementerian ini menunjukkan masih banyak program yang memerlukan keberlanjutan.
Lebih lanjut, Ajib menambahkan, pengisian pos wakil menteri ini adalah langkah Jokowi dan presiden terpilih Prabowo untuk proses transisi yang mulus. “Indonesia mempunyai potensi yang besar menuju Indonesia Emas 2045, tetapi dihadapkan pada tantangan ekonomi yang cukup komplek menjelang transisi pemerintahan. Dunia usaha selalu punya harapan dan keyakinan, bahwa ekonomi Indonesia akan tetap stabil dan prospektif,” pungkasnya.
Baca Juga: Wamen Investasi Yuliot Tanjung Ungkap Rencana Investor Asing di IKN Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati