Ini Daftar Bank dengan NIM Tertinggi di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Margin bunga bersih perbankan semakin gemuk. Posisi ini mengindikasikan pendapatan bank dari bunga kredit meningkat lebih tinggi dibandingkan beban yang ditanggung perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasi. 

Sentilan-sentilan berbagai pihak, hingga presiden, tak juga membuat bank berupaya menurunkan tingkat net interest margin (NIM). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NIM industri perbankan per Juni ada di level 4,8%. Angka ini terus meningkat sejak tahun lalu. Per Juni 2022 NIM masih di 4,69% dan pada Desember 2022 di 4,71%. 

Bahkan, ada bank yang secara individu menorehkan NIM hingga dua digit. Bank Jago misalnya, memiliki NIM 10,46% per Juni tahun ini. 


Di jajaran bank besar, Bank Rakyat Indonesia (BRI) terkenal sebagai bank penghasil NIM tertinggi. BRI belum merilis kinerja semester pertama 2023, namun NIM bank ini pada kuartal pertama mencapai 7,82%. 

Hingga Juni 2023, ada empat bank beraset jumbo yang meraih NIM di atas 5%. NIM Bank Central Asia (BCA) berada di level 5,6%, naik dari 5% pada Juni tahun lalu. NIM Bank Mandiri meningkat dari 5,37% ke level 5,56%. NIM Bank Danamon naik tipis dari 5,10% jadi 5,13%. Cuma Bank Maybank Indonesia yang mencetak penurunan NIM 5,65% pada Juni 2022 jadi 5,06% Juni tahun ini.

Baca Juga: Margin Bunga Bersih (NIM) Perbankan Diproyeksikan Kian Mekar Hingga Akhir Tahun 2023

Pengamat ekonomi dan pasar modal Budi Frensidy melihat bahwa perbankan saat ini masih sulit menurunkan bunga kreditnya. Itu tercermin NIM yang kian menggemuk. Indonesia, kata dia, kini dikenal sebagai negara dengan NIM perbankan terbesar di dunia. "Kondisi ini tentu tidak disukai savers dan juga debitur. Bank mengambil untung yang sangat besar dari kredit tersebut," kata Budi, Senin (7/8).

NIM perbankan diproyeksi tetap tinggi tahun ini. Bank Mandiri menargetkan margin bunga bersih di kisaran 5,3%-5,6%. "NIM akan dijaga stabil di level tinggi, didorong peluang repricing, perubahan komposisi aset, rasio CASA dan biaya dana stabil, serta loan to deposit ratio yang masih tinggi," jelas manajemen Bank Mandiri dalam materi paparan kinerja semester pertama 2023.

 
BBCA Chart by TradingView

EVP Corporate Communication BCA Hera F Haryn menyebut, kenaikan NIM secara tahunan sejalan dengan kenaikan volume kredit dan pergerakan suku bunga pasar. Selain itu, terjadi pergeseran aktiva produktif BCA ke portofolio kredit yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.

Direktur CIMB Niaga Lee Kai Kwong mengatakan, pihaknya membidik NIM 4,6%-4,8% tahun ini. Sementara Agustya Hendy Bernadi, Sekretaris Perusahaan BRI menyebut, BRI menargetkan NIM 7,7%-7,79%.

OJK Siapkan Aturan untuk Mengendalikan NIM

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan langkah dan kebijakan pengendalian NIM bank. OJK sedang menggodok aturan untuk mendorong transparansi informasi terkait suku bunga kredit perbankan. 

"Prinsip-prinsip yang akan diatur antara lain komponen dasar pembentuk suku bunga dan aspek transparansi ke publik terkait suku bunga dasar kredit. Kebijakan ini diharapkan dapat berkontribusi mengendalikan NIM perbankan saat ini," kata Dian, Sabtu (5/8).

OJK juga akan mendorong digitalisasi layanan perbankan agar efisiensi meningkat. Sehingga suku bunga kredit bisa jadi lebih kompetitif melalui mekanisme pasar. 

Baca Juga: Pamor Kredit Perbankan Kalah dari Pasar Modal

Selain itu, kata Dian, OJK juga mendorong pemanfaatan data Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dan Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) sebagai upaya mengurangi asimetris informasi antara bank kepada debitur.

Ini Daftar NIM Bank-bank Beraset Besar di Indonesia 

 
Bank Juni 2022       Desember 2022      Juni 2023
Bank Rakyat Indonesia (BBRI)* 7,72% 7,85% 7,82%
Bank Central Asia (BBCA) 5,0% 5,3% 5,6%
Bank Mandiri (BMRI) 5,37% 5,47% 5,56%
Bank Negara Indonesia (BBNI) 4,70% 4,81% 4,58%
Bank CIMB Niaga (BNGA) 4,54% 4,69% 4,61%
Bank Tabungan Negara (BBTN) 4,58% 4,40% 3,62%
Bank Danamon Indonesia (BDMN) 5,10% 5,18% 5,13%
Bank BTPN (BTPN) 4,08% 3,99% 3,98%
Bank Permata (BNLI) 4,0% 4,3% 4,5%
Bank Panin (PNBN) 5,22% 5,23% 4,88%
Bank Maybank Indonesia (BNII) 5,65% 5,05% 5,06%
Bank OCBC NISP (NISP) 3,74% 4,08% 4,40%
UOB Indonesia  3,66% 3,98% 4,09%
Bank Jago 10,83% 10,45% 10,46%
Industri Perbankan 4,69% 4,71% 4,80%
sumber laporan keuangan bank, *= Data Maret 202 Vs Maret 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk