JAKARTA. Ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatur saham beredar atau free float minimum 7,5% memaksa emiten menambah saham. "Data terakhir yang harus free float ada 13 emiten," sebut Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat, kepada KONTAN, Jumat (14/8). Jumlah ini termasuk penambahan saham publik PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP). HMSP bersiap melepas saham lewat Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue 267,72 juta saham baru atau setara 5,8% modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan ini, saham publik HMSP akan naik jadi 7,62%. Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo menilai, penambahan jumlah saham beredar ini tergantung keinginan emiten. Menurutnya, ada beberapa emiten yang tak siap mendengarkan pemodal minoritas. Lagipula, dengan menambah saham beredar, emiten akan kesulitan mengontrol harga saham.
PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) | 5% |
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) | 3,08% |
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) | 2,71% |
PT Cowell Development Tbk (COWL) | 6,68% |
PT Darya Varia Labor Tbk (DVLA) | 7,34% |
PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) | 6,02% |
PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) | 3% |
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) | 1,82% |
PT Keramika Indonesia Asossiasi Tbk (KIAS) | 3,69% |
PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) | 7,40% |
PT Bentoel International Tbk (RMBA) | 1,04% |
PT Sinar Mas Agro and Technology Tbk (SMAR) | 2,79% |
PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) | 4,9% |
PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) | 3,23% |