KONTAN.CO.ID. Sabtu (11/1) Iran mengakui telah menembak jatuh sebuah pesawat Ukraina yang menewaskan seluruh penumpang sebanyak 176 jiwa. Iran menyebut senjata pertahanan udara ditembakkan dalam kewaspadaan setelah serangan rudal Iran terhadap target AS di Irak. Berikut ini beberapa reaksi dunia terhadap pengakuan Teheran tersebut:
PRESIDEN UKRAINIA VOLODYMYR ZELENSKIY "Saya bersikeras segera menyelesaikan identifikasi mayat dan kepulangan mereka ke Ukraina," tulisnya di Twitter setelah berbicara dengan Presiden Iran Hassan Rouhani. "Para pelaku harus dimintai pertanggungjawaban." Dalam pidato yang disiarkan televisi, ia mengatakan temuan para ahli Ukraina di Iran berarti bahwa kebenaran tentang kecelakaan itu tidak dapat disembunyikan. PERDANA MENTERI KANADA JUSTIN TRUDEAU "Apa yang Iran akui sangat serius. Menembak sebuah pesawat sipil, mengerikan. Iran harus mengambil tanggung jawab penuh," kata Trudeau pada konferensi pers. "Kanada tidak akan beristirahat sampai kita mendapatkan pertanggungjawaban, keadilan, dan penutupan yang layak diterima keluarga." PERDANA MENTERI INGGRIS BORIS JOHNSON "Pengakuan Iran bahwa Penerbangan Ukraina International Airlines 752 ditembak jatuh secara tidak sengaja oleh angkatan bersenjatanya sendiri adalah langkah pertama yang penting," kata Johnson dalam sebuah pernyataan. "Kita sekarang membutuhkan penyelidikan internasional yang komprehensif, transparan dan independen serta pemulangan mereka yang meninggal. Kita semua dapat melihat dengan sangat jelas bahwa konflik lebih lanjut hanya akan menyebabkan lebih banyak kehilangan dan tragedi. Sangat penting bahwa semua pemimpin sekarang mengejar diplomatik jalan ke depan."
PEJABAT RESMI SENIOR PEMERINTAHAN TRUMP "Pada akhirnya, Iran membuat kesalahan besar," kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim. "Tindakan nekat Iran sekali lagi memiliki konsekuensi yang menghancurkan." ANTHONY BRICKHOUSE,, AHLI KESELAMATAN UDARA DI UNIVERSITAS AERONAUTIK EMBRY-RIDDLE "Tidak ada yang bisa kamu lakukan untuk menutupi atau menyembunyikannya ... Bukti adalah bukti."
Editor: Hasbi Maulana