KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten yang masuk dalam radar pemerintahan Prabowo-Gibran, baik secara langsung maupun tidak langsung bisa dicermati. Ada sejumlah saham yang punya fundamental baik dan prospektif. Seperti emiten di bawah Grup Mahaka, yang didirikan oleh Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adapun Grup Mahaka membawahi PT Mahaka Radio Integra Tbk (
MARI) dan PT Mahaka Media Tbk (
ABBA). Masih dalam lingkaran Erick Thohir ada sosok sang kakak Garibaldi Thohir. Pria yang akrab dipanggil Boy Thohir ini memang sudah menyatakan dirinya sebagai pendukung Prabowo-Gibran.
Boy Thohir tercatat memiliki sejumlah portofolio, seperti PT Adaro Energy Tbk (
ADRO), PT Adaro Mineral Indonesia Tbk (
ADMR), PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA), PT BFI Finance Tbk (
BFIN) dan PT GOTO Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO).
Baca Juga: Konversi Utang, Bakrie & Brothers (BNBR) Menggelar Private Placement Rp 855 Miliar Kemudian dari jajaran menteri ada Widiyanti Putri Wardhana yang didapuk menjadi menteri pariwisata. Widiyanti merupakan istri dari Wishnu Wardhana pemilik perusahaan PT Teladan Prima Agro Tbk (
TLDN). Sebelum dilantik menjadi menteri, Widiyanti merupakan komisaris TLDN. Seakan merespons kabar tersebut, saham TLDN bergerak menguat menjelang pelantikan era pemerintahan baru. Pada 15 Oktober 2024, saham TLDN tiba-tiba melambung 16,94%. Padahal hari sebelumnya, TLDN hanya naik 1,22%. Pada penutupan Selasa (22/10), TLDN naik 3,60% ke level Rp 575. Partai koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran, yakni Golkar juga terafiliasi oleh sejumlah emiten. Salah satunya, Grup Bakrie yang sejumlah perusahaannya sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: Masih Ada Potensi Pasar Komoditas, Intip Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR) Sukarno Alatas, Head of Research Kiwoom Sekuritas menyampaikan ada beberapa saham yang memiliki fundamental dengan valuasi yang menarik. Yakni, BUMI, BRMS, ENRG, ADRO, BFIN, TRIM, WOMF, AMDR dan ESSA. Ambil contoh, ESSA yang baru merilis kinerja keuangan per kuartal III-2024. ESSA membukukan pendapatan sebesar US$ 230 juta dengan laba bersih sebesar US$ 34 juta atau tumbuh 244% secara tahunan. Dari sisi valuasi, rasio
Price to Book Value (PBV) ESSA sebesar 2,75 kali. Sementara itu
Price to Earning Ratio (PER) emiten milik Boy Thohir dan TP Rachmat ini mencapai 24,51 kali. "Saham-saham itu memiliki kinerja yang cukup bagus dan valuasi masih menarik. Selain itu tidak ada yang menawarkan
dividend yield yang menarik dan konsisten tiap tahunnya," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (22/10).
Baca Juga: Prabowo Bakal Kasih Stimulus Properti, Emiten Bahan Bangunan Siap Menadah Berkah Senior Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas Fath Aliansyah menambahkan selain sentimen pemerintahan baru, BUMI, BRMS dan ADRO secara prospek masih menarik berdasar perkembangan terbaru masing-masing emiten. ADRO yang berencana untuk menjual PT Adaro Andalan Indonesia dengan skema penawaran umum saham alias
Initial Public Offering (IPO). Kemudian ada BRMS harga sahamnya sedang memanas. Dalam sepekan terakhir, BRMS sudah melesat 94,85%. Pada perdagangan Selasa (22/10), saham emiten emas milik Grup Bakrie ini menguat 9,88% atau naik 34 poin ke level Rp 378 per saham. "Kenaikan harga BRMS salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan harga emas dunia dan BRMS nampaknya sedang berusaha untuk bisa masuk ke indeks global MSCI," kata Fath. Sementara itu, Fath menilai saham GOTO berpotensi terimbas dari kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran ini. GOTO melalui lini bisnis pengirimannya berpotensi kecipratan dalam program makan siang gratis.
Baca Juga: Simak Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Properti di Era Prabowo-Gibran Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan emiten-emiten yang ada di dalam lingkaran Prabowo-Gibran ini juga akan mendapatkan sentimen positif dari penurunan suku bunga bank sentral. "Sehingga bisa mempengaruhi peningkatan efisiensi emiten dan perusahaan bisa melakukan ekspansi secara maksimal dan hasilnya juga akan mempengaruhi kinerja emiten," ucapnya. Lebih lanjut, Nafan merekomendasikan
accumulative buy pada masing-masing saham ESSA dengan target Rp 1.165, ENRG target Rp 318, AMDR dengan target harga Rp 1.970 dan GOTO dengan target di Rp 74. Sementara saham pilihan Kiwoom Sekuritas ada di ADRO, ADMR, ESSA, ENRG dan BFIN. Sukarno merekomendasikan
hold pada ADRO dengan target Rp 4.050, ADMR Rp 1.500, BFIN Rp 1.040 dan BRMS Rp 400.
Kemudian Sukarno merekomendasikan
trading buy untuk saham-saham BUMI dengan target harga di Rp 150, ENRG di Rp 260 dan ESSA di Rp 1.030. Namun dia mengingatkan untuk berhati-hati pada saham yang sudah naik tinggi karena rawan aksi
profit taking. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati