JAKARTA. Rencana Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Cahaya Purnama menghapus peredaran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di DKI Jakarta dikhawatirkan bisa memicu konflik dan memperparah kemacetan di luar DKI Jakarta. Hal tersebut disampaikan oleh Ali Mudakir, Vice President Corporate Communication PT Pertamina di Jakarta, Selasa (17/12). Ali mengungkapkan, ada dua hal yang harus dipertimbangkan bila rencana itu akan dijalankan. Pertama, Pertamina sebagai salah satu badan usaha hanya menyalurkan atau menjalankan apa yang diminta oleh apa yang menjadi kewenangan pemerintah. "Yang penting ada dasar hukumnya, dan kewenangan BBSM subsidi kewenangan Pemerintah. Pertamina hanya penyalur saja,” kata Ali.
Ini dampak jika BBM subsidi ditiadakan di Jakarta
JAKARTA. Rencana Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Cahaya Purnama menghapus peredaran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di DKI Jakarta dikhawatirkan bisa memicu konflik dan memperparah kemacetan di luar DKI Jakarta. Hal tersebut disampaikan oleh Ali Mudakir, Vice President Corporate Communication PT Pertamina di Jakarta, Selasa (17/12). Ali mengungkapkan, ada dua hal yang harus dipertimbangkan bila rencana itu akan dijalankan. Pertama, Pertamina sebagai salah satu badan usaha hanya menyalurkan atau menjalankan apa yang diminta oleh apa yang menjadi kewenangan pemerintah. "Yang penting ada dasar hukumnya, dan kewenangan BBSM subsidi kewenangan Pemerintah. Pertamina hanya penyalur saja,” kata Ali.