KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (
INDY) merasakan berkah dari penguatan harga batubara global.
Head of Corporate Communication INDY Ricky Fernando mengungkapkan, kenaikan harga batubara memang berdampak positif pada kinerja perusahaan. “Harga jual rata-rata dari Kideco (anak usaha INDY) di kuartal II-2021 meningkat dibandingkan harga jual rata-rata di kuartal pertama,” kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (29/6). Seperti diketahui, harga batubara memang memanas sejak awal tahun ini. Jumat (25/6), harga batubara ICE Newcastle kontrak pengiriman Juli 2021 berada di level US$ 131,1 per ton pada Jumat (25/6).
Dengan demikian, harga batubara sudah menguat 61,89% secara
year to date (ytd). Level harga batubara itu juga yang tertinggi sejak Januari 2011 silam.
Baca Juga: Ini alasan Indika Energy (INDY) akuisisi Nusantara Resources Ricky bilang, INDY akan terus mengamati perkembangan harga batubara. Perusahaan optimistis, dengan tren pergerakan harga batubara yang ada saat ini, INDY pada tahun ini bisa mencatatkan kinerja yang lebih baik dibanding tahun lalu. Perusahaan juga sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk merealisasikan target produksi batubara yang ada di level 31,4 juta ton. Dari target tersebut, 30 juta ton di antaranya direncanakan berasal dari PT Kideco Jaya Agung. Sementara sisanya 1,4 juta ton berasal dari entitas anak usaha lainnya, yaitu PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU). Merujuk kepada pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Kideco telah memproduksi 15,1 juta ton batubara hingga akhir Mei 2021. Jumlah ini meningkat dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu yang mencapai 14 juta ton. Sementara itu, produksi MUTU sebesar 0,8 juta ton hingga akhir Mei 2021. Naik dari periode sama tahun lalu yang sebesar 0,6 juta ton.
Selain mengejar target produksi, INDY juga bakal terus melakukan diversifikasi usaha. Seperti diketahui, INDY juga telah menjajal sejumlah lini usaha non batubara. INDY memang baru saja menandatangani
scheme impementation deed untuk mengambil alih Nusantara Resources Limited (NUS), perusahaan yang mengelola tambang emas Awak Mas di Luwu, Sulawesi Selatan. Setelah transaksi selesai nanti, INDY akan memiliki 100% saham NUS. Selain emas, INDY juga merambah segmen bisnis energi terbarukan dan kendaraan listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari