KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Persaingan bank dalam berburu dana pihak ketiga (DPK) dinilai sangat mengkhawatirkan. Salah satunya, kekhawatiran adanya pergeseran likuiditas dari bank kecil yang lambat menaikkan bunga simpanan ke bank besar yang responnya lebih cepat. Bhima Yudhistira Adhinegara, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, bank besar yang DPK-nya gemuk saat ini cenderung main aman dengan memarkir kelebihan dananya di surat berharga. “Sementara bank yang penyalurannya banyak ke sektor UMKM adalah bank kecil. Nah, mereka bisa kesulitan menjaring dana murah. Ini kurang sehat,” katanya. Menurut Bhima, peta persaingan bank di Indonesia memang masih terbilang kurang sehat. Saat ini, ada sekitar 115 bank yang berebut dana simpanan, akhirnya masing-masing saling menaikkan bunga simpanan untuk sweetener alias pemanis. Dia bilang, bank seakan mengemis ke nasabah, khususnya nasabah korporasi.
Ini dampaknya jika bank tidak menaikkan bunga simpanan
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Persaingan bank dalam berburu dana pihak ketiga (DPK) dinilai sangat mengkhawatirkan. Salah satunya, kekhawatiran adanya pergeseran likuiditas dari bank kecil yang lambat menaikkan bunga simpanan ke bank besar yang responnya lebih cepat. Bhima Yudhistira Adhinegara, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, bank besar yang DPK-nya gemuk saat ini cenderung main aman dengan memarkir kelebihan dananya di surat berharga. “Sementara bank yang penyalurannya banyak ke sektor UMKM adalah bank kecil. Nah, mereka bisa kesulitan menjaring dana murah. Ini kurang sehat,” katanya. Menurut Bhima, peta persaingan bank di Indonesia memang masih terbilang kurang sehat. Saat ini, ada sekitar 115 bank yang berebut dana simpanan, akhirnya masing-masing saling menaikkan bunga simpanan untuk sweetener alias pemanis. Dia bilang, bank seakan mengemis ke nasabah, khususnya nasabah korporasi.