KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Jumat, 12  Februari 2021, masyarakat Tiongkok dan keturunan Tionghoa di Indonesia akan memperingati pergantian Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili. Dalam astrologi China, tahun ini merupakan tahun Kerbau Logam.

Pakar fengshui Suhu Benny menjabarkan, terdapat sejumlah sektor yang akan bersinar tahun ini. Jika ditarik ke dalam sektor persahaman tanah air, yang  akan diuntungkan di tahun kerbau logam ini saham konstruksi dan saham pertambangan.

Hitungan hongshui mengatakan, unsur yang kuat akan mengatur yang lemah. Dalam hal ini, pemerintah adalah unsur yang kuat, sehingga semua tergantung keputusan pemerintah.

Dus, untuk melihat saham yang diuntungkan, pelaku pasar mesti melihat arah keputusan pemerintah. Dalam hal ini, saham emiten konstruksi pelat merah dinilai berpotensi mendapat berkah dari proyek pemerintah. 

Baca Juga: Simak, ini sejumlah saham yang cuan dan ciong di tahun Kerbau Logam

“Empat BUMN yakni seperti Wijaya Karya (WIKA), Waskita Karya (WKST), dan Adhi Karya (ADHI),” terang Suhu Benny kepada Kontan.co.id, belum lama ini.

Selain konstruksi, saham emten tambang seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), dan saham berkaitan batubara seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga dinilai bisa memberi cuan yang banyak di tahun kerbau logam ini.

Suhu Benny juga menambahkan, komoditas emas masih menjadi buruan tahun ini. Saham sektor energi seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga dinilai membawa hoki.  Saham besi seperti PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), saham sektor semen, saham perbankan big four (BBCA, BBRI, BBNI, BMRI), serta BJTM dan BJBR juga dinilai berprospek di tahun kerbau logam ini.

“Tentu harus cermat membaca kondisi perusahaannya,” sambung dia.

Sementara itu, salah satu sektor yang  dinilai kurang menarik adalah properti. Hal ini berkaitan dengan daya beli masyarakat yang rendah. 

Jika mengulik dari analisis hongshui, properti adalah unsur bangunan, dan bangunan akan kalah melawan unsur logam.  

Selanjutnya: Meneropong peruntungan di Tahun Kerbau Logam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi