JAKARTA. Pergerakan harga beras terus menanjak. Ada beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga beras jelang akhir tahun. Menurut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo, kondisi cuaca dan waktu panen yang tidak serentak di berbagai daerah menjadi pengerek harga beras pascaLebaran.Gunaryo menjelaskan, waktu panen yang terjadi pada Maret-April 2011 cenderung serentak di berbagai daerah produsen beras. Akibatnya, pasokan beras melimpah sehingga harga beras cenderung turun.Nah, kondisi tersebut berbeda dengan kondisi saat ini, di mana panen hanya terjadi pada beberapa lokasi karena perbedaan cuaca. Bahkan, dia memperkirakan, pada November-Desember 2011 mendatang bakal terjadi defisit pasokan beras karena petani tidak lagi menggelar panen. "Padahal konsumsi masyarakat telah lewati produksi," ucapnya, usai jumpa pers kondisi pangan, Rabu (14/9).Akhirnya, pemerintah hanya bisa mengandalkan pasokan beras yang ada di tangan pedagang besar dan masyarakat yang memiliki stok untuk beberapa waktu tertentu agar tidak terjadi ketidakstabilan harga akibat minimnya pasokan. Stok yang dimiliki pedagang dan masyarakat itu merupakan alokasi beras yang telah didistribusikan sebelumnya.Melihat kondisi itulah maka pemerintah menjadwalkan beras impor sebesar 800.000 ton yang akan datang hingga akhir tahun. Beras yang bakal langsung masuk gudang milik Badan Urusan Logistik (Bulog) itu ditujukan sebagai langkah antisipasi kenaikan harga beras yang tidak terbendung lagi.Untuk meredam kenaikan harga beras, pemerintah akan menggunakan instrumen penggelontoran beras miskin (raskin) dan operasi pasar. Instrumen stabilisasi harga itu untuk mencegah agar beras tidak naik melebihi 5% dari periode sebelumnya. "Jika itu terjadi ini akan jadi pekerjaan berat untuk kita," katanya.Meski gagal panen menghantui di beberapa daerah seperti Jawa Tengah, pemerintah masih belum memutuskan untuk menambah alokasi impor dalam waktu dekat. Menurutnya, hasil evaluasi kondisi dan stok beras masih cukup setidaknya hingga akhir tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ini dia alasan dibalik kenaikan harga beras
JAKARTA. Pergerakan harga beras terus menanjak. Ada beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga beras jelang akhir tahun. Menurut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo, kondisi cuaca dan waktu panen yang tidak serentak di berbagai daerah menjadi pengerek harga beras pascaLebaran.Gunaryo menjelaskan, waktu panen yang terjadi pada Maret-April 2011 cenderung serentak di berbagai daerah produsen beras. Akibatnya, pasokan beras melimpah sehingga harga beras cenderung turun.Nah, kondisi tersebut berbeda dengan kondisi saat ini, di mana panen hanya terjadi pada beberapa lokasi karena perbedaan cuaca. Bahkan, dia memperkirakan, pada November-Desember 2011 mendatang bakal terjadi defisit pasokan beras karena petani tidak lagi menggelar panen. "Padahal konsumsi masyarakat telah lewati produksi," ucapnya, usai jumpa pers kondisi pangan, Rabu (14/9).Akhirnya, pemerintah hanya bisa mengandalkan pasokan beras yang ada di tangan pedagang besar dan masyarakat yang memiliki stok untuk beberapa waktu tertentu agar tidak terjadi ketidakstabilan harga akibat minimnya pasokan. Stok yang dimiliki pedagang dan masyarakat itu merupakan alokasi beras yang telah didistribusikan sebelumnya.Melihat kondisi itulah maka pemerintah menjadwalkan beras impor sebesar 800.000 ton yang akan datang hingga akhir tahun. Beras yang bakal langsung masuk gudang milik Badan Urusan Logistik (Bulog) itu ditujukan sebagai langkah antisipasi kenaikan harga beras yang tidak terbendung lagi.Untuk meredam kenaikan harga beras, pemerintah akan menggunakan instrumen penggelontoran beras miskin (raskin) dan operasi pasar. Instrumen stabilisasi harga itu untuk mencegah agar beras tidak naik melebihi 5% dari periode sebelumnya. "Jika itu terjadi ini akan jadi pekerjaan berat untuk kita," katanya.Meski gagal panen menghantui di beberapa daerah seperti Jawa Tengah, pemerintah masih belum memutuskan untuk menambah alokasi impor dalam waktu dekat. Menurutnya, hasil evaluasi kondisi dan stok beras masih cukup setidaknya hingga akhir tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News