Ini Dia Emiten Penggerus IHSG



JAKARTA. Tahun 2008 telah berakhir. Banyak catatan yang mewarnai tahun yang baru saja kita tinggalkan itu. Mulai dari meroketnya harga saham emiten komoditas pada awal tahun, rontoknya harga saham emiten kelas kakap atau teri, hingga suspensi Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara keseluruhan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2008, memang mengenaskan. Lihat saja, IHSG sempat mencetak rekor 2.830 pada Januari. Akhir tahun, indeks terkulai pada angka 1.340, atau tergerus 51,17%. Jatuhnya IHSG tak terlepas dari merosotnya harga saham emiten papan atas (blue chips). PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tercatat sebagai emiten yang paling banyak menggerus indeks. Pada awal tahun, harga saham produsen batubara terbesar di Indonesia itu masih Rp 6.000 per saham. Tapi, pada akhir 2008, harga saham BUMI hanya Rp 910 per saham. Artinya, harga saham BUMI tergerus 84,83% dalam jangka waktu setahun. Dus, BUMI telah menggerus IHSG sebanyak 128.53 poin. Faktor utama penggerak harga BUMI adalah harga komoditas. Tak pelak, sewaktu harga komoditas meroket, saham BUMI mencetak rekor Rp 8.850 per saham. Sebaliknya, ketika harga komoditas ambrol, saham BUMI pun terpuruk. Saham anak usaha PT Bakrie & Brothers ini pun sempat menyentuh Rp 710 per saham. Pengamat Pasar Modal Willy Sanjaya menjelaskan, BUMI termasuk motor penggerak bursa sepanjang 2008 lalu. Jumlah saham BUMI yang beredar di pasar sangat banyak. Walhasil, ketika harga BUMI turun tajam, ia langsung menggores IHSG. "Saya melihat, BUMI masih menjadi penggerak bursa pada 2009 ini," kata Willy. Emiten kedua yang juga tercatat sebagai penggerus indeks terbesar adalah PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO). Produsen nikel ini mencuil indeks hingga 104,159 poin. Maklum, harga saham INCO melorot 79,63%, dari Rp 9.625 per saham pada awal 2008 menjadi Rp 1.960 per saham pada akhir tahun. Peringkat ketiga pemotong indeks adalah produsen otomotif Indonesia, PT Astra Internasional Indonesia Tbk (ASII). Ia merobek 89,768 poin terhadap indeks. Kendati BUMI, INCO dan ASII termasuk penggerus indeks, mereka tak masuk 10 saham yang paling merugikan investor. Ada saham lain yang paling merugikan investor pasar modal sepanjang 2008. PT Truba Alam Enginering Tbk (TRUB) menduduki peringkat pertama penggunting duit investor. Harga saham TRUB terjun 96,48% dari Rp 1.420 pada awal tahun menjadi Rp 50 per saham sejak 13 November 2008. Posisi runner up PT Polysindo Eka Pratama Tbk (POLY). Harga sahamnya merosot 95% dari Rp 3.225 per saham, jadi Rp 50 mulai 6 Oktober 2008. Sedangkan juara ketiga emiten dengan kinerja saham terburuk adalah PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI). Saham SULI turun 94,26% jadi Rp 185 per saham dari Rp 3.225 per saham pada awal 2008. (selengkapnya, lihat tabel Saham Dengan Kinerja Terburuk). Secara umum, sepuluh emiten emiten penggerus bursa dan sepuluh emiten dengan kinerja saham terburuk didominasi oleh emiten Grup Bakrie. Lihat saja, BUMI dan BNBR masuk dalam daftar 10 emiten penggerus IHSG. Pada daftar sepuluh emiten berkinerja terburuk, tercatat nama PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), BNBR hingga PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP). Artinya, empat saham emiten Grup Bakrie banyak menyumbang kerugian. PT Bakrie Development Tbk (ELTY) menempati urutan 11, dan BUMI menempati ranking 16 emiten berkinerja saham terburuk. Harga saham ELTY turun 88,39%, dan BUMI turun 84,83% selama 2008.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: