Ini dia industri yang jadi penopang sektor baja 2011



JAKARTA. Perkembangan industri hilir berbasis baja pada semester II 2011 akan menjadi penopang pertumbuhan industri baja.Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Fazwar Bujang mengutarakan, industri alat berat, pertambangan, otomotif, dan infrastruktur bakal menjadi sumber penopang pertumbuhan sektor baja pada semester II 2011."Terutama sektor otomotif yang bakal jadi potensi perkembangan baja. Baru pertengahan tahun, realisasi penjualan motor sudah 4,7 juta. Kalau lihat trennya, kita bisa jadi pasar baja," ungkapnya, Kamis (11/8).Pada sektor pertambangan, banyaknya izin eksploitasi gas yang diterbitkan juga menjadi bidikan perusahaan itu untuk memasarkan produknya dalam bentuk pipa gas. Sama halnya dengan industri alat berat yang muncul sebagai imbas dari makin banyaknya usaha pertambangan. "Sektor perkapalan juga bisa berkontribusi karena industri ini tengah meningkat," ujarnya.Fazwar menambahkan, untuk mendongkrak penjualan usahanya sekaligus meningkatkan program hilirisasi, maka Krakatau Steel merilis kebijakan ekspor tidak langsung (indirect export policy). Kebijakan itu diarahkan untuk merangsang industri hilir mengekspor produk akhir berbasis baja seperti pipa dan galvalum.Perusahaan itu akan membantu industri hilir memasarkan produknya dengan memanfaatkan jaringan ekspor Krakatau Steel. Sebagai kompensasinya, industri hilir itu mengandalkan bahan baku dari perusahaan tersebut.Dirjen Industri Berbasis Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto membenarkan, pertumbuhan industri baja akan tergambar berdasarkan permintaan dari industri hilir.Artinya, apabila industri hilir berbasis baja seperti perkapalan, konstruksi, properti, dan infrastruktur meningkat maka permintaan baja pun akan meningkat naik meski harga baja pun diperkirakan meroket seiring dengan kenaikan harga bahan baku baja."Kalau permintaan industri hilir naik maka industri baja pun akan tumbuh positif melebihi realisasi triwulan lalu (15,48%)," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie