KONTAN.CO.ID - Jangan remehkan koperasi. Ada juga bidang bisnis kerakyatan ini yang sanggup meraup omzet hingga triliunan rupiah. Misalnya Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG). Dalam catatan KONTAN, koperasi yang masih di bawah asuhan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ini memasang target bisa meraup pendapatan hingga Rp 3,29 triliun. Target ini sejatinya melonjak 24,6% dari pendapatahun lalu yang tercatat Rp 2,64 triliun. Menurut Wisnu Hadianto, Manajer Pengembangan Manajemen dan Sekretaris Perusahaan Koperasi Warga Semen Gresik, pihaknya tengah berupaya menggenjot penjualan dari produk andalan koperasi ini yakni grass board (papan non kayu).
Hingga Juli kemarin, koperasi ini baru sanggup menjual 320.000 lembar grass board per bulannya, maka hingga akhir tahun ini bakal digenjot mencapai 400.000 grass board per bulan. Selain dari produk grass board, KWSG juga bakal mengoptimalkan lini bisnis lainnya. Seperti simpan pinjam, ekspedisi darat, ritel dan restoran, perdagangan industri dan bangunan hingga bisnis pengelola acara alias event organizer (EO). Koperasi Telekomunikasi Seluler (Kisel) juga tak mau kalah. Koperasi yang dibawah naungan Telkomsel ini mencatat pendapatan Rp 1,87 triliun hingga April 2017. Hasil ini naik 8,8% dibandingkan periode serupa tahun lalu yang tercatat Rp 1,72 triliun. Nah, tahun ini, manajemen Kisel menargetkan bisa meraup pertumbuhan bisnis hingga 10%. Menurut Direktur Utama Kisel Tubagus Daniel Azhari, pihaknya bakal ekspansi ke bisnis situs belanja. Saat ini, Kisel lagi menggodok konsep dari situs belanja tersebut. Tanpa merinci ia memastikan situs belanja tersebut punya nilai lebih dari yang lainnya. Bila tidak ada rintangan situs belanja itu bisa beroperasi tahun depan. Kisel juga mulai ekspansi di proyek luar Telkomsel. Salah satunya menggarap propyek penarikan kabel milik Grup MNCdi empat kota besar. Lantas ada juga proyek dari Bank BNI untuk mobile transportaion di Bali. Sedangkan dari internal, koperasi ini juga mendapat order Telkom untuk mendisain ulang mobil IndiHome sebanyak 600 unit. Koperasi lain yang tidak kalah besar adalah Kospin Jasa. Koperasi yang berdiri sejak 1973 itu sudah mengantongi pendapatan Rp 7,3 triliun tahun lalu. "Kami menjadi besar karena mempertahankan komposisi anggota yang beragam, ada dari etnis pribumi, Arab dan China," kata Ketua Kospin Jasa Andi Arslan Djunaid (5/9). Koperasi yang besar dari bisnis simpan pinjam ini dalam catatan KONTAN menargetkan bisa mengucurkan dana sebanyak Rp 6,5 triliun sampai akhir tahun ini, atau naik 25% dari tahun lalu. Kalaupun Kospin bisa besar lantaran tidak terlepas dari manajemen y ang kerap memberi pelatihan ke anggota. Selain itu Kospin juga punya jaringan yang luas. Selain itu juga menerapkan teknologi sehingga punya jaringan ATM dan mobile banking sendiri.
Pegiat dan Pengamat Koperasi Suroto menilai tidak heran bila koperasi beromzet triliunan rupiah itu sebagai berasal dari BUMN. Sebab selain adanya keistimewaan dari koperasi yang bersangkutan, juga ada upaya mendongkrak kesejahteraan dari para pegawai perusahaan BUMN tersebut. Tapi bila ada koperasi lain seperti Kospin bisa menyaingi koperasi BUMN, itu ada sebab, yakni koperasi yang bersangkutan mau terbuka dan menerima anggota dari golongan manapun. Nah, supaya tercipta koperasi sejenis, perlu ada terapi kejut. Yakni menyingkirkan koperasi berkedok rente dan menggantikannya dengan koperasi yang menjalankan benar prinsip-prinsip dasar dari koperasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini