Semakin banyak orang menyadari internet adalah ladang baru yang potensial untuk memulai bisnis. Perkembangan teknologi smartphone juga membuka pasar dan kebutuhan yang semakin besar untuk aplikasi. Jangan heran, jumlah rintisan usaha di bidang teknologi informasi, yang jamak disebut start-up, semakin berjibun. Bukan hanya setiap tahun, saat ini setiap bulan start-up baru dengan produk dan layanan yang inovatif bermunculan. Tahun lalu saja, menurut dai-lysocial.net, ada lebih dari 1.500 start-up lokal di Indonesia.
Ide Bisnis
Ini bisa jadi hal paling awal yang harus Anda pikirkan. Ide usaha macam apa yang Anda punya? Start-up macam apa yang mau Anda kembangkan? Memiliki ide bisnis yang unik bisa menjadi salah satu penentu kesuksesan usaha Anda. Sebaliknya, jika ide Anda tidak inovatif, ada kemungkinan start-up tak akan berkembang. Untuk mencari ide bisnis, pendiri MReunion Labs Abangkis Pribadi punya resep sederhana. Pertama, mengembangkan start-up berbasis hiburan. Misalnya, menciptakan aplikasi permainan atau game online atau situs komik. MReunion sendiri mengembangkan Cinemator, yang menyuguhkan informasi jadwal film dilengkapi dengan rating dan review untuk tiap film. Kedua, dan ini yang paling jitu, membangun start-up yang menjawab kebutuhan sehari-hari. Lihat saja kebutuhan Anda sendiri. Apa saja kebutuhan Anda dan produk serta layanan apa yang bisa menjawab kebutuhan itu. Ini sekaligus jadi poin utama keunggulan start-up lokasi dari buatan luar negeri. Misalnya, Lewatmana.com, yang menyuguhkan kondisi lalu lintas terkini di ruas jalan utama sehingga pengunjung bisa menghindar dari kemacetan. Contoh lain adalah aplikasi keagamaan. Aplikasi sederhana yang menyajikan jadwal imsak dan shalat yang menyesuaikan secara otomatis dengan lokasi pengguna bisa jadi contoh. "Konten digital akan lekat dengan kehidupan masyarakat modern. Karena itu ada peluang menyajikan konten positif yang bisa kita rasakan manfaat dan kebaikannya," kata Andreas Senjaya, Chief Executive Officer (CEO) Badr Interactive, pengembang aplikasi Islami. Selain mencari ide produk dan layanan yang unik, Anda juga musti memikirkan model bisnis atau monetisasi dari start-up Anda. Maksudnya, darimana saja usaha rintisan tersebut akan mendapat pemasukan. "Ini penting karena banyak start-up menjadi layu karena bisnis modelnya membingungkan dan monetisasi atau cara mendatangkan uangnya dari mana tidak jelas," kata Nuniek Tirta Sari, salah satu inisiator komunitas #StartupLokal. Merekrut SDM
Aspek kedua yang perlu Anda siapkan adalah sumberdaya manusia (SDM). Di sini Anda harus melongok pada kemampuan yang Anda miliki. Jika Anda memiliki kemampuan teknis programming umpamanya, maka Anda harus mencari rekan yang memiliki kemampuan komplementer. Misalnya, kemampuan marketing atau bisnis. Dan begitu sebaliknya, Hari Sungkari, Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif, punya perumpamaan yang bagus. Menurutnya, ada tiga tipe orang yang harus ada dalam tim start-up agar berkembang. Kemampuan mereka harus komplementer atau kombinasi. Pertama, tipe yang disebut hacker. Yang dimaksud adalah programmer atau orang yang menguasai aspek teknis IT yang nanti bertugas mengembangkan prototipe start-up. Kedua, tipe yang disebut hipster. Maksudnya adalah orang yang bertanggungjawab terhadap aspek desain atau seni serta kemudahan penggunaan. Ketiga, yang disebut hustler. "Nah, ini dia pebisnisnya," kata Hari. Maknanya, ini orang yang bertanggungjawab secara bisnis, merumuskan strategi pemasaran, dan tugas lainnya. Mencari Modal
Langkah ketiga yang harus Anda siapkan adalah mencari modal. Tanpa modal awal, tak mungkin suatu start-up bisa berkembang. Apalagi, tak sedikit start-up yang karena ide kreatif, mensyaratkan modal awal yang cukup besar, terutama untuk infrastruktur IT. Tapi Anda tak perlu khawatir, saat ini banyak pihak yang menawarkan pendanaan start-up. Ada dua jenis pendana dan modal yang bisa diberikan. Pertama, modal awal untuk memulai start-up. Dana awal ini lazim disebut seed round. Karena dananya menjadi bibit bagi lahirnya start-up, pendananya disebut sebagai angel investor. Anda juga bergabung dengan inkubator start-up.