Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Peribahasa itu sesuai dengan perjuangan Hanan Jalil membesarkan bisnis batik celaket khas Malang. Bagi keluarga Hanan, bisnis batik ini bukanlah hal baru. Bisnis ini pernah digeluti oleh keluarga sang istri, Ira Hartanti. Namun, sudah lama mati. Pada 1997, terbersit keinginan Hanan untuk menghidupkannya kembali. Bermodal Rp 3 juta, ia membeli malam, pewarna dan kain. Produk pertamanya adalah batik dengan pakem lama atau sama dengan batik kebanyakan. Ratusan lembar kain batik pun dibawanya berkeliling sembari menjalankan pekerjaannya sebagai reporter di Surabaya Post.
Ini dia pioneer batik celaket khas Malang (2)
Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Peribahasa itu sesuai dengan perjuangan Hanan Jalil membesarkan bisnis batik celaket khas Malang. Bagi keluarga Hanan, bisnis batik ini bukanlah hal baru. Bisnis ini pernah digeluti oleh keluarga sang istri, Ira Hartanti. Namun, sudah lama mati. Pada 1997, terbersit keinginan Hanan untuk menghidupkannya kembali. Bermodal Rp 3 juta, ia membeli malam, pewarna dan kain. Produk pertamanya adalah batik dengan pakem lama atau sama dengan batik kebanyakan. Ratusan lembar kain batik pun dibawanya berkeliling sembari menjalankan pekerjaannya sebagai reporter di Surabaya Post.