Ini dia saham-saham baru dengan return fantastis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun mencatatkan kenaikan sebesar 11,65%. Empat saham pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan return yang jauh melampaui kinerja IHSG tersebut.

Keempat saham tersebut PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU), PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA), dan PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS). Dari keempat saham tersebut TAMU menjadi pendatang baru dengan return tertinggi yakni sebesar 3.109,09%.

Harga saham MINA melonjak 1.985,71% sejak IPO. Sedangkan kinerja MABA mencapai 1.712,50%. Harga saham TOPS pun melonjak 687,10% sejak IPO.


Mengekor saham-saham baru di atas, terdapat PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO) menjadi saham yang mencatatkan return tinggi yakni 620%. Selain itu ada pula PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) yang menanjak hingga 600%, PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) 561%, dan PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP) 527%.

Analis OSO Sekuritas Riska Afriani melihat, sejauh ini penggerak harga saham emiten pendatang baru adalah para trader. Volume perdagangan saham-saham baru terbilang menarik untuk dibeli dan dijual kembali pada hari yang sama. Padahal, tak semua saham baru tersebut memiliki fundamental yang mentereng. "TAMU misalnya, kenaikan sahamnya berkebalikan denagn kinerja keuangannya," ujar Riska.

Dari empat pendatang baru yang mencatat return tertinggi, Riska menyebut TOPS sebagai saham yang paling menarik. Riska menilai hal ini dari rekam jejak TOPS sebagai perusahaan konstruksi swasta yang mampu mencatatkan margin yang cukup tinggi. "TOPS juga punya pelanggan berulang di atas 50%. Karena itu tak perlu takut kehilangan kontrak kerja," tambah Riska, Senin (2/10).

Sementara itu, analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya menilai, saat ini pelaku pasar memang lebih tertarik dengan perusahaan-perusahaan yang baru tercatat. Namun, ia melihat bahwa kondisi ini hanya akan berlangsung sesaat. Ke depannya orang akan kembali melirik saham-saham likuid.

"Investor semestinya lebih melihat saham yang likuid. Tak hanya mencatat kenaikan harga saham, tapi juga membagi dividen, melakukan aksi korporasi, serta rutin melaporkan kinerja," ujar William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati