JAKARTA. Setelah harapan pelaku pasar bahwa The Fed bakal mengeluarkan stimulus baru kandas, kini pelaku pasar beralih memasang mata ke Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi. Pada pukul 14.30 waktu Jerman nanti, atau sekitar pukul 19.30 WIB malam ini, ECB bakal mengumumkan kebijakan ekonomi baru di kawasan Eropa. Pasar menanti langkah konkrit apa yang bakal dicanangkan oleh Presiden ECB tersebut. Pengumuman ECB kali ini menjadi fenomenal lantaran pekan lalu Draghi sempat berucap pihaknya akan melakukan langkah apapun untuk menyelamatkan mata uang euro. "Percayalah pada saya, apa yang kami lakukan akan mencukupi," tegas dia di depan pebisnis yang mengikuti acara Global Investment Conference, London. Nah, pasar kini menanti Draghi mewujudkan janjinya tersebut. Tentu saja, Draghi tidak bisa mengikuti langkah Bernanke yang tidak mengumumkan kebijakan baru sama sekali."Kalau Draghi ternyata memilih tidak melakukan apa-apa, reaksi pasar akan sangat buruk dan ECB akan menghadapi krisis besar," kata James Nixon, Kepala Ekonomi kawasan Eropa di Societe Generale SA London.
Pasar juga mulai berspekulasi langkah apa yang bakal diumumkan Draghi nanti. Prediksi pasar, ECB akan mengeluarkan kebijakan seputar bagaimana cara mengurangi beban bunga di negara-negara pengguna euro. Apa saja spekulasi pasar yang beredar? Berikut beberapa di antaranya. Suku bunga Pelaku pasar menilai Draghi tidak akan melakukan perubahan apapun terhadap kebijakan suku bunga yang telah berjalan. Berdasarkan survei yang dilakukan
Bloomberg pada 55 ekonom, 51 ekonom di antaranya meyakini ECB akan mempertahankan suku bunga di level saat ini, yakni di 0,75%. Sekadar mengingatkan, ini adalah posisi suku bunga terendah dalam sejarah Uni Eropa. Sementara empat ekonom lainnya memprediksi ECB kemungkinan akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, menjadi 0,25%. Tingkat bunga deposit akan dibiarkan tetap berada di posisi nol. Intervensi pasar obligasi Sejak pekan lalu, Draghi sendiri sudah mengindikasikan niat pihak ECB melakukan intervensi ke pasar obligasi. Tujuannya, untuk mengurangi tekanan dari beban suku bunga obligasi yang menjerat beberapa negara, seperti Italia dan Spanyol. Draghi berargumen pembelian obligasi tersebut termasuk dalam mandat ECB. Tapi masalahnya tidak sesederhana itu. Bundesbank, bank sentral Jerman, menyatakan dengan tegas pihaknya tidak setuju dengan kebijakan pembelian obligasi lebih lanjut oleh ECB. Selama ini, ECB melakukan pembelian obligasi melalui lembaga yang dibentuknya, yakni Securities Market Program (SMP). Di lain pihak, Kanselir Jerman Angela Merkel memberi dukungan terhadap langkah pembelian obligasi oleh ECB. Namun, Presiden Bundesbank Jens Weidmann tampaknya tetap gigih menolak kebijakan tersebut. Asal tahu saja, Bundesbank adalah salah satu bank sentral terkuat di Eropa. ECB sendiri bisa saja memaksakan kebijakan ini tetap berjalan. Namun hal ini bisa menimbulkan keraguan di kalangan pelaku pasar atas keseriusan perbankan di Eropa dalam hal mendukung kebijakan ECB tersebut. EFSF melakukan pembelian obligasi Alternatif lainnya, pemimpin negara-negara pengguna euro bisa menggunakan dana dari European Financial Stability Facility (EFSF) untuk melakukan pembelian obligasi. Pembelian ini dilakukan secara langsung dari negara penerbit obligasi di pasar primer. Selanjutnya, ECB akan melakukan intervensi di pasar sekunder. Namun sampai saat ini Italia dan Spanyol belum mengajukan permohonan untuk menjual obligasi ke EFSF. Sekadar mengingatkan,
yield obligasi Italia dan Spanyol sempat menembus level 7%. Ini membuat beban utang kedua negara tersebut semakin berat. Mematok yield Pilihan lainnya, ECB bisa mematok
yield obligasi negara Uni Eropa atau membatasi
spread antara obligasi Spanyol dan Italia dengan obligasi Jerman yang menjadi acuan atawa
benchmark. Langkah ini bisa menghilangkan keraguan pasar atas komitmen ECB untuk melindungi mata uang euro. Sementara di lain pihak, ECB sendiri tidak perlu langsung melakukan pembelian obligasi. Menggunakan ESM Spekulasi lain yang beredar, ECB kemungkinan akan memberikan European Stability Mechanism (ESM) kewenangan untuk bertindak layaknya bank. Sekadar mengingatkan, ESM ini adalah keranjang dana talangan untuk kawasan Eropa. Yang perlu dicatat, pembentukan ESM ini sendiri belum benar-benar selesai. Dengan memberi ESM kewenangan bertindak sebagai bank, ESM nantinya bisa meminjam dana dari ECB. Dengan demikian, ESM akan memiliki dana yang tidak terbatas untuk melakukan pembelian obligasi dari pasar. Namun analis menilai ECB kemungkinan besar tidak akan mengambil langkah ini. Pasalnya, ECB sendiri sudah memiliki program pinjaman jangka panjang untuk perbankan, Long-Term Refinancing Operation (LTRO).
Suku bunga Spekulasi lain yang beredar, ECB kemungkinan akan menawarkan LTRO lagi kepada perbankan. Sebelum ini, ECB sudah menggelontorkan lebih dari €1 triliun ke sistem perbankan melalui dua kali pemberian LTRO, yakni di Desember 2011 dan Februari 2012. Saat itu, program ini sukses menurunkan
yield obligasi di kawasan pengguna euro. Bank memanfaatkan dana tersebut untuk membeli obligasi dari pemerintah masing-masing negara. Namun analis juga meragukan ECB akan mengambil langkah ini. "ECB telah menegaskan pihaknya belum mengevaluasi dampak keseluruhan dari LTRO sebelumnya, jadi menawarkan yang baru dalam waktu dekat rasanya tidak mungkin," sebut Athanasios Vamvakidis,
Head European Currency Strategist di Bank of America Merrill Lynch London. Meski ECB benar-benar mengambil langkah tersebut, bank sentral Eropa ini kemungkinan harus memberikan pemanis berupa persyaratan jaminan yang lebih ringan. Meski langkah yang akan diambil ECB masih belum jelas, para analis dan pengamat sepakat, Draghi masih belum akan mengumumkan kebijakan yang besar untuk mengatasi krisis Eropa. Nah, kita tunggu saja, apa kata Draghi malam ini.
Editor: Harris Hadinata